Ada sebuah hadits riwayat Imam Bukhari yang menyatakan "Tidaklah seorang muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang, melainkan menjadi sedekah baginya."
Teladan dari seorang pemimpin yang peduli juga didapatkan dari kepemimpinan
Umar bin Al-Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Riyaah Al-Quraisy. Beliau adalah sahabat Nabi dan Khalifah kedua setelah Abu Bakar.
Umar bin Khattab selama memerintah kerap  'blusukan'. Ia melakukannya karena ia ingin tahu kondisi sebenarnya rakyat yang dipimpinnya.
Suatu ketika ia melakukan blusukan ke sebuah kampung yang terpencil. Di salah satu gubuk, ia mendengar suara isak tangis.
Ia mendekati gubuk tersebut dan mengucapkan salam. Di dalam gubuk, ada seorang janda yang sibuk memasak dan anak perempuan yang sedang menangis.
Rupanya yang sedang dimasak si ibu adalah batu yang direbus. Ia berpura-pura memasak agar anak perempuannya terhibur, sementara ia tak punya apa-apa untuk dimakan. Ia juga tak punya harta untuk ditukarkan dengan bahan makanan.
Sebagai seorang khalifah, Umar merasa sedih dan gagal karena masih menjumpai rakyatnya yang kelaparan. Ia pun kemudian segera mengangkut gandum dengan tangannya sendiri untuk diberikan kepada si ibu tersebut.
Kisah-kisah kepemimpinan dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat bisa menjadi teladan hingga saat ini. Menjadi pemimpin adalah amanah, sehingga perlu dilaksanakan sebaik-baiknya. Sebenarnya masih banyak lagi perilaku dan keseharian dari Nabi dan para sahabat yang bisa diteladani.
Berperilaku sederhana dan peduli kepada sekeliling hanyalah dua dari sejumlah suri tauladan lainnya. Namun dua karakter tersebut rasanya sulit diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari pada masa kini, apalagi ketika menjadi seorang pemimpin.
Kekayaan dan kekuasaan adalah godaan yang besar, sehingga pemimpin yang bisa tetap amanah, tidak sibuk mengumpulkan kekayaan dari jabatannya, dan peduli kepada sekelilingnya adalah sosok pemimpin yang dirasa ideal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H