Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jakarta Gerah, Pilih Lebih Banyak Beraktivitas di Rumah Selama Ramadan

27 April 2021   22:57 Diperbarui: 27 April 2021   23:02 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah belajar dan bekerja, bisa membaca buku untuk cari sumber ide dan hiburan (dokpri)


Langit sudah terang pada pukul enam pagi. Saat pukul 10.00 WIB, cahayanya sudah begitu terang, sudah seperti tengah hari. Panas begitu terik dan udara terasa kering. Jakarta begitu gerah belakangan ini. Bagi yang sedang menunaikan ibadah puasa merupakan tantangan tersendiri.

Lebih baik di rumah saja pada masa Ramadan ini karena masih masuk masa pandemi, demikian saran pemerintah. Tapi memang tidak semua karyawan kantor dan pekerjaan lainnya yang bisa tetap bekerja dari rumah. Oleh karenanya bagi mereka yang bisa bekerja dari mana saja saat ini, merupakan sebuah momen yang patut disyukuri, apalagi beberapa hari ini hawa begitu gerahnya. Musim kemarau mungkin sebentar lagi tiba.

Di rumah saja selama Ramadan apakah tidak membosankan?

Tentu saja tidak. Karena ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan selama bulan Ramadan.

Bekerja dan belajar menuntut ilmu merupakan  bentuk-bentuk ibadah, selain sholat lima waktu, berpuasa, dan membaca kitab suci Al-Quran. Ada banyak dalil yang menunjukkan keutamaan untuk berproduktivitas, baik bekerja maupun menuntut ilmu.

Bagi yang bisa bekerja secara remote di rumah, maka bulan puasa bukan menjadi halangan untuk beraktivitas. Pada pagi hari bisa bersiap untuk mulai bekerja dan selalu siap sedia hingga jam operasional kantor berakhir.

Para ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan sehari-hari dari menyapu, mengepel  rumah, mencuci baju, menjemur, menyetrika, dan berbelanja bahan makanan juga merupakan bagian dari bekerja, sehingga  juga masuk dalam ibadah.

Demikian pula bagi siswa dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu. Belajar di rumah juga bisa kondusif dan tetap fokus seperti belajar di kelas, asal sumber distraksinya dijauhkan terlebih dahulu. PR dikerjakan dulu, bahan untuk ujian dibaca dan dipahami dulu. Baru setelah selesai barulah beristirahat dan melakukan hal-hal yang disukai.

Menjalani Aktivitas Hobi di Rumah Saja

Ada banyak hal yang bisa dilakukan di rumah. Setelah beribadah termasuk membaca kitab suci, juga bekerja dan belajar, maka waktunya menggunakan masa senggang untuk menjalankan hobi. Melakukan hobi yang positif dan produktif juga sesuatu yang baik.

Saat ini bertanam masih merupakan hobi yang ngetren. Kegiatan menyiangi rumput, memberikan pupuk, dan menyirami tanaman memang kegiatan yang menyenangkan. Mata jadi segar dan terasa adem ketika sedang merawat tanaman.

Kalau aku sendiri lebih suka membaca buku, menonton film, atau bercengkrama dengan kucing-kucing peliharaan. Beberapa waktu lalu aku memborong sejumlah buku. Mumpung lagi diskon dengan besaran yang lumayan. Hahaha kebanyakan komik sih. 

Aku lagi suka baca yang ringan (dokpri)
Aku lagi suka baca yang ringan (dokpri)
Nah ketika sedang bosan nonton di platform streaming, atau sedang jenuh membaca paper, maka buku fiksi bisa jadi hiburan. Aku bisa tertawa lepas melihat ulah Natsu dan Happy dalam "Fairy Tail" dan terheran-heran dengan cerita Anunnaki yang disebut-sebut bakal kembali ke bumi.

Aku sekarang jadi lebih memerhatikan keseluruhan penampilan seluruh buku, bukan hanya membaca isinya. Dari layout-nya, pilihan font-nya, desain covernya, judul buku, dan gaya bahasanya, aku coba perhatikan. Aku ingin meningkatkan kemampuanku dalam soal layout dan juga membuat buku. Siapa tahu dalam beberapa waktu ke depan aku bisa lagi menyusun dan menerbitkan beberapa buku.

Untuk waktu menonton biasanya aku lebih suka melakukannya menjelang tidur. Soalnya menonton itu adiktif dan bikin terdistraksi. Apalagi jika nonton serial anime. Wah rasanya sulit berhenti sebelum aku menamatkannya.

Saat ini aku lagi suka nonton serial anime tentang musik klasik. Sambil nonton, aku jadi ingat lagi lagu-lagu musik klasik yang terkenal dan dulu suka kudengar, seperti "The Moonlight Sonata"-nya Bethoven dan "Minute Waltz"-nya Chopin. Aku jadi ingat kucingku masa SMA yang bernama Chopin. Ia dulu suka sekali bermain di atas keyboard-ku ketika aku lupa mematikannya.

Tapi ada kalanya dan ternyata lumayan sering, aku kerap terganggu ketika berupaya menikmati masa luangku. Penyebabnya adalah sapta kucing. Jumlah kucingku kini langsung membengkak jadi tujuh ekor, setelah si Mungil memboyong ketiga anaknya. Yang suka di rumah ada Mungil, Cindil, Sam, Pank, Ponk, dan Opal. Sementara Nero sibuk berpatroli keamanan kucing dan baru pulang saat jam makan.

Jika mereka semua sedang di luar kandang, ampun deh, rasanya isi rumahku semuanya kucing. Mereka lincah bergerak ke sana ke sini. Kutaruh di halaman, eh muncul lagi lewat jendela atau pintu kucing. 

Sudah seperti di pantai belum? (Dokpri)
Sudah seperti di pantai belum? (Dokpri)
Ulah mereka kadang-kadang mengesalkan, tapi aku tak bisa marah lama-lama ke mereka. Jika aku sedang membaca, mereka mencoba menarik perhatianku dengan menyelinap masuk kamar, lalu kejar-kejaran atau main gulat di lantai kamar.

Beraktivitas di rumah selama di Ramadan memang tak membosankan karena ada banyak buku, kuota  cukup untuk akses film streaming, dan tujuh kucing yang siap memeriahkan suasana. Hingga tak terasa waktu memasak untuk hidangan berbuka pun tiba. Dan para kucing pun ikut serta menuju dapur. Percayalah memasak dengan dikelilingi kucing-kucing selalu lapar itu sukses membuatku tertekan, seperti dalam kontes memasak.

Jakarta sedang gerah. Kucing-kucing yang kegerahan pun protes kumasukkan ke dalam kandang. Mereka asyik tidur seperti kodok penyet di lantai dapur, tidurnya begitu pulas. Melihat mereka kenyang dan pulas, rasanya aku ikut senang. Nabi Muhammad sendiri dikisahkan juga seorang penyayang binatang, sehingga ia mengajak umatnya untuk juga menyayangi hewan. 

Jakarta gerah, kucing-kucing kecil enggan masuk kandang (dokpri)
Jakarta gerah, kucing-kucing kecil enggan masuk kandang (dokpri)
Aku merasa senang Ramadan ini banyak di rumah. Aku tetap bisa belajar, beribadah, dan menjalankan hobiku, juga menjalin kedekatan bersama para kucingku. 

Kalian pasti juga punya hobi yang bersifat positif sehingga bisa dilakukan pada waktu luang selama di rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun