Kalau aku sendiri lebih suka membaca buku, menonton film, atau bercengkrama dengan kucing-kucing peliharaan. Beberapa waktu lalu aku memborong sejumlah buku. Mumpung lagi diskon dengan besaran yang lumayan. Hahaha kebanyakan komik sih.Â
Aku sekarang jadi lebih memerhatikan keseluruhan penampilan seluruh buku, bukan hanya membaca isinya. Dari layout-nya, pilihan font-nya, desain covernya, judul buku, dan gaya bahasanya, aku coba perhatikan. Aku ingin meningkatkan kemampuanku dalam soal layout dan juga membuat buku. Siapa tahu dalam beberapa waktu ke depan aku bisa lagi menyusun dan menerbitkan beberapa buku.
Untuk waktu menonton biasanya aku lebih suka melakukannya menjelang tidur. Soalnya menonton itu adiktif dan bikin terdistraksi. Apalagi jika nonton serial anime. Wah rasanya sulit berhenti sebelum aku menamatkannya.
Saat ini aku lagi suka nonton serial anime tentang musik klasik. Sambil nonton, aku jadi ingat lagi lagu-lagu musik klasik yang terkenal dan dulu suka kudengar, seperti "The Moonlight Sonata"-nya Bethoven dan "Minute Waltz"-nya Chopin. Aku jadi ingat kucingku masa SMA yang bernama Chopin. Ia dulu suka sekali bermain di atas keyboard-ku ketika aku lupa mematikannya.
Tapi ada kalanya dan ternyata lumayan sering, aku kerap terganggu ketika berupaya menikmati masa luangku. Penyebabnya adalah sapta kucing. Jumlah kucingku kini langsung membengkak jadi tujuh ekor, setelah si Mungil memboyong ketiga anaknya. Yang suka di rumah ada Mungil, Cindil, Sam, Pank, Ponk, dan Opal. Sementara Nero sibuk berpatroli keamanan kucing dan baru pulang saat jam makan.
Jika mereka semua sedang di luar kandang, ampun deh, rasanya isi rumahku semuanya kucing. Mereka lincah bergerak ke sana ke sini. Kutaruh di halaman, eh muncul lagi lewat jendela atau pintu kucing.Â
Beraktivitas di rumah selama di Ramadan memang tak membosankan karena ada banyak buku, kuota  cukup untuk akses film streaming, dan tujuh kucing yang siap memeriahkan suasana. Hingga tak terasa waktu memasak untuk hidangan berbuka pun tiba. Dan para kucing pun ikut serta menuju dapur. Percayalah memasak dengan dikelilingi kucing-kucing selalu lapar itu sukses membuatku tertekan, seperti dalam kontes memasak.
Jakarta sedang gerah. Kucing-kucing yang kegerahan pun protes kumasukkan ke dalam kandang. Mereka asyik tidur seperti kodok penyet di lantai dapur, tidurnya begitu pulas. Melihat mereka kenyang dan pulas, rasanya aku ikut senang. Nabi Muhammad sendiri dikisahkan juga seorang penyayang binatang, sehingga ia mengajak umatnya untuk juga menyayangi hewan.Â