Air fermentasi memberikan manfaat ke tubuh apabila takarannya pas dan sesuai dengan kondisi tubuh peminumnya. Ia bisa membantu proses pencernaan dan melancarkan peredaran darah. Namun, sekali lagi jika takarannya pas dan tidak berlebihan.
Meski aku bukan pengonsumsi minuman keras, aku tertarik mendengar proses pembuatan minuman fermentasi tersebut. Ada beberapa jenis minuman yang kukenal dan juga diproduksi di daerahku yang berasal dari apel.
Minuman fermentasi tidak semuanya digolongkan minuman keras. Beberapa minuman fermentasi bisa dikonsumsi secara bebas, seperti minuman tapai baik dari ketan hitam maupun singkong, cuka apel, brem apel, juga legen yang berasal dari sari buah siwalan.Â
Minuman seperti air tapai, cuka apel, dan sebagainya memiliki khasiat tertentu bagi tubuh. Cuka apel dan brem apel, misalnya. Ia bisa mengatur kadar gula, anti kuman, mencegah kanker, dan sebagainya.
Dari acara tersebut aku juga mengenal berbagai bahan yang umumnya digunakan sebagai minuman fermentasi. Umumnya bahan yang digunakan di daerah-daerah adalah air nira, beras, ketan, gula merah, dan buah-buahan.Â
Hasil minumannya di antaranya adalah tuak, arak, lapen, ciu, badeg, lahang, tampo, ballo, sopi, dan swanrai. Merk minuman fermentasi asal daerah di antaranya Topi Miring, Cap Tikus, dan Congyang.
Selain dari daerah, juga dipamerkan minuman fermentasi dari berbagai negara. Ada sake dari Jepang dan kombucha dari Korea. Jika sake dikenal luas sebagai minuman fermentasi asal Jepang, kira-kira untuk Indonesia lebih cocok yang mana ya?Â
Bagaimana bila air tapai singkong atau air tape ketan hitam hehehe? Karena enak dan segar, juga tidak memabukkan dan bikin sakit perut, asal tentunya tidak kebanyakan karena kandungan alkoholnya juga tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H