Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film-film Netflix yang Digadang-gadang Masuk Kandidat Oscar

18 Januari 2021   15:06 Diperbarui: 18 Januari 2021   16:43 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warna-warni dengan kostum dan koreografi menawan (sumber: broadwaydirect)

Ajang Academy Award tahun ini mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia baru akan hadir pada 25 April 2021. Shortlist-nya juga diperkirakan baru diumumkan bulan Februari. Nah beberapa film sudah digadang-gadang menjadi kandidat Oscar, termasuk film yang dirilis di Netflix.

Nantinya dari shorlist berjumlah 10-15 film yang diumumkan tersebut akan mengerucut menjadi lima nominasi pada tiap kategorinya. Nominasi Oscar direncanakan akan diumumkan pada bulan Maret.

Tebakan-tebakan film kandidat Oscar sudah ramai dibahas sejak akhir tahun 2020. Banyak di antaranya yang belum tayang di Indonesia dan diperkirakan baru tayang tahun ini entah apakah nantinya bisa ditonton secara daring atau via platform streaming. Tak sedikit juga yang menduga-duga Netflix juga kembali mendulang banyak nominasi.

Dari sekian banyak film baik original Netflix maupun yang kemudian tayang di Netflix ada beberapa yang telah menjadi catatan. Film-film tersebut mendapat apresiasi positif dari penonton dan kritikus film.

Film-film Netflix yang menjadi sorotan tahun ini dan kerap digadang-gadang bakal masuk ke shortlist Oscar dan Golden Globe cukup banyak. Ada yang diperkirakan masuk ke kategori utama (film terbaik, sutradara terbaik, dan aktor aktris terbaik). Ada juga yang diperkirakan 'hanya' lolos di kategori teknis seperti kategori sinematografi, editing, musik, dan sebagainya.

Beberapa film tersebut sudah rilis, ada pula yang baru akan rilis dalam waktu dekat. Di antaranya adalah "Da 5 Bloods", "The Trial of The Chicago 7","Mank", "The Prom", "Pieces of Woman", "I'm Thinking of Ending Things", "His House", "Ma Rainey's Black Bottom", "Malcolm & Marie", "The Midnight Sky", dan "Over The Moon".

Wah cukup banyak ya, belum lagi di kategori dokumenter. "Social Dilemma", bisa jadi masuk sorotan untuk bagian dokumenter, namun karena ada dramanya (doku-drama), jadinya agak rancu apakah ia bisa masuk kategori dokumenter.

Dari daftar tersebut, sebagian sudah kutonton dan berikut ulasan singkatnya

"I'm Thinking of Ending Things"
Film berjudul "I'm Thinking of Ending Things" langsung menarik perhatian sejak awal kehadirannya. Apalagi sutradaranya adalah Charlie Kaufman yang memberikan sajian menawan pada film "Eternal Sunshine of The Spotless Mind".

Film Charles Kauffman yang unik (sumber gambar: indiewire)
Film Charles Kauffman yang unik (sumber gambar: indiewire)

Film ini indah dari segi visual juga dari jalan ceritanya yang bikin penasaran. Ada apa sebenarnya antara perempuan muda tak bernama dan pria yang disebut kekasihnya tersebut? Ulasan ceritanya telah kutayangkan di sini.

Dari segi cerita, akting pemeran pria, Jesse Plemons, visual semuanya memiliki nilai plus. Akankah ia berhasil lolos dalam shortlist nominasi Oscar?

"The Trial of The Chicago 7"

Film berikutnya yang banjir pujian adalah "The Trial of The Chicago 7". Film ini produk original Netflix. Filmnya berkisah tentang pengadilan terhadap tujuh pemuda yang diduga provokator demo tentang penentangan perang Vietnam. Demo yang seharusnya damai berujung rusuh.

Pengadilan berjalan berlarut-larut. Ada banyak hal terjadi dari ancaman ke beberapa juri, isu diskriminasi ras, dan sebagainya.

Demo yang berujung rusuh dalam "The Trial of The Chicago 7" (sumber gambar: rogerebert.com)
Demo yang berujung rusuh dalam "The Trial of The Chicago 7" (sumber gambar: rogerebert.com)

Akting para pemainnya memang apik, terutama performa dari Sacha Baron Cohen dan Mark Rylance sebagai Abbie Hoffman dan William Kuntsler. Ulasan film ini secara detail.akan kutulis lain waktu.

"The Prom"
Film ini dari segi kisah mungkin kurang 'wah'. Ia mengangkat kisah seorang murid yang dilarang menghadiri prom karena ia lesbian. Lalu kemudian datanglah dukungan dari empat orang dewasa.

Isu ceritanya masih sensitif dan sebenarnya ceritanya juga kurang berhasil dieksekusi dengan apik. Filmnya juga kurang menggigit meskipun ada nama dua bintang besar, Meryl Streep dan Nicole Kidman.

Warna-warni dengan kostum dan koreografi menawan (sumber: broadwaydirect)
Warna-warni dengan kostum dan koreografi menawan (sumber: broadwaydirect)

Yang bikin film ini layak disorot adalah visualisasinya. Ia adalah film drama musikal dengan koreografi tarian dan kostum yang wah ala Broadway.

Menurutku itu sih kelebihannya. Aku sendiri belum menulis ulasannya dengan lengkap.

"Mank"

Apabila Kalian mengagumi karya-karya David Fincher ("Fight Club", "Gone Girl", "Se7en") yang rata-rata ceritanya unik dengan visual yang khas, maka film "Mank" jangan dilewatkan. Apalagi film ini dibintangi Gary Oldman, peraih Oscar lewat "Darkest Hour".

Di sini Gary berperan sebagai penulis skenario kawakan yang alkoholik, Herman J. Mankiewicz. Ia di ujung kariernya. Kakinya patah karena kecelakaan dan ia kesulitan mengendalikan kecanduan alkoholnya.

Mank ala David Fincher (sumber: indiewire)
Mank ala David Fincher (sumber: indiewire)

Film ini menggunakan format hitam putih dengan gaya bercerita non linear. Jika tidak fokus nontonnya mungkin bisa bingung dengan ceritanya.

Visualnya apik, ceritanya disampaikan dengan gaya bercerita yang unik. Selain itu performa Gary Oldman dan Amanda Seyfried di sini patut diacungi jempol. Ulasan kompletnya mendatang.

"Pieces of a Woman"
Yang suka film drama sentimentil seperti "Marriage Story", mungkin bakal menyukai film ini, "Pieces of a Woman". Film ini juga menyentuh dan berkisah tentang kehidungan pasangan suami istri yang dilanda problema.

Keduanya adalah Martha (Vanessa Kirby) dan Sean (Shia LaBeouf). Mereka pasangan yang saling mencintai dan menunggu kelahiran sang buah cinta.

Masalah hadir ketika Martha bersikeras melahirkan di rumah. Bayinya ada masalah dan kemudian terlambat, bayinya meninggal. Martha yang sedih kemudian menutup diri. Ia membangun tembok yang tinggi ke pasangan dan ibunya.

Kisah pasutri yang sentimentil dalam "Pieces of a Woman" (sumber: ScreenDaily)
Kisah pasutri yang sentimentil dalam "Pieces of a Woman" (sumber: ScreenDaily)

Ceritanya sedih. Penonton diajak menyelami kesedihan Martha dan makna kehilangan bayi baginya.

Akting pemainnya yakni Vanesha Kirby dan Shia LaBeouf berhasil menyentuh emosi penonton. Demikian pula dengan pemeran ibu Martha, Elizabeth, yaitu Ellen Burstyn. Ulasan film ini juga menyusul.

Film-film Netflix lainnya seperti "His House", "The Midnight Sky", dan lain-lain akan kuulas mendatang, setelah kubuat ulasan lengkap satu-persatu dari film-film yang kusebutkan di atas.

Omong-omong adakah film Netflix lainnya yang kiranya layak masuk shortlist Oscar atau Golden Globe selain yang sudah kusebutkan di atas? Beri informasinya di komentar ya🙂

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun