Pengadilan berjalan berlarut-larut. Ada banyak hal terjadi dari ancaman ke beberapa juri, isu diskriminasi ras, dan sebagainya.
Akting para pemainnya memang apik, terutama performa dari Sacha Baron Cohen dan Mark Rylance sebagai Abbie Hoffman dan William Kuntsler. Ulasan film ini secara detail.akan kutulis lain waktu.
"The Prom"
Film ini dari segi kisah mungkin kurang 'wah'. Ia mengangkat kisah seorang murid yang dilarang menghadiri prom karena ia lesbian. Lalu kemudian datanglah dukungan dari empat orang dewasa.
Isu ceritanya masih sensitif dan sebenarnya ceritanya juga kurang berhasil dieksekusi dengan apik. Filmnya juga kurang menggigit meskipun ada nama dua bintang besar, Meryl Streep dan Nicole Kidman.
Yang bikin film ini layak disorot adalah visualisasinya. Ia adalah film drama musikal dengan koreografi tarian dan kostum yang wah ala Broadway.
Menurutku itu sih kelebihannya. Aku sendiri belum menulis ulasannya dengan lengkap.
"Mank"
Apabila Kalian mengagumi karya-karya David Fincher ("Fight Club", "Gone Girl", "Se7en") yang rata-rata ceritanya unik dengan visual yang khas, maka film "Mank" jangan dilewatkan. Apalagi film ini dibintangi Gary Oldman, peraih Oscar lewat "Darkest Hour".
Di sini Gary berperan sebagai penulis skenario kawakan yang alkoholik, Herman J. Mankiewicz. Ia di ujung kariernya. Kakinya patah karena kecelakaan dan ia kesulitan mengendalikan kecanduan alkoholnya.
Film ini menggunakan format hitam putih dengan gaya bercerita non linear. Jika tidak fokus nontonnya mungkin bisa bingung dengan ceritanya.
Visualnya apik, ceritanya disampaikan dengan gaya bercerita yang unik. Selain itu performa Gary Oldman dan Amanda Seyfried di sini patut diacungi jempol. Ulasan kompletnya mendatang.
"Pieces of a Woman"
Yang suka film drama sentimentil seperti "Marriage Story", mungkin bakal menyukai film ini, "Pieces of a Woman". Film ini juga menyentuh dan berkisah tentang kehidungan pasangan suami istri yang dilanda problema.