Keesokan hari si Mungil tak ada jadwal bekerja. Ia pun memilih creambath dan menggunakan masker wajah di rumah. Si Kidut diantar bekerja oleh kucing besar. Si Nero lagi-lagi bolos kerja.
Si Mungil menakut-nakuti Nero. "Kak Nero, pekerjaanmu itu paling mudah lho, tinggal menyambut tamu. Nanti kalau dipecat, jangan nangis lho!"
Si Nero jadi pucat dan ingin menangis. Ia sudah beberapa kali dipecat karena kurang terampil bekerja. Jadi pegawai kedai, ia beberapa kali ketahuan makan masakan pesanan pelanggan. Pekerjaan ini yang paling mudah, meski gajinya juga kecil.
Si Kidut menyampaikan pesan Nero lagi-lagi tak bisa masuk kerja. Si Krincing manggut-manggut. Ketika si Kidut hendak pergi ia berkata, "Bilang ke Nero, anak nakal itu sudah pulang, ia sudah tak lagi ke sini."
Si Kidut menyampaikan pesan Krincing ke Nero. Si Nero wajahnya mulai berubah ceria. "Aku besok akan masuk kerja," tegasnya.
Rupanya sudah beberapa hari si Nero dikerjai oleh anak kecil yang nakal. Ia suka memainkan kumis Nero dan memainkan ekornya. Nero kesakitan dan kesal, tapi sebagai penerima tamu ia tak boleh marah ke para tamu dan pasien.
Keesokan paginya Nero sudah tampan dengan kemeja dan dasi kupu-kupunya. Ia mengemudikan gerobak motor bersama si Mungil yang sedang ada pemotretan dan si Kidut yang juga ada jadwal pentas. Sedangkan kucing besar bernama Puspa bersiap-siap untuk menyaksikan aksi Kidut di panggung sambil membawa cerita fabel di tasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H