"Kak Nero ini sudah hampir jam 08.00. Kok belum siap-siap? Nanti terlambat lho?!" Si Mungil merasa cemas melihat Nero yang masih berada di peraduannya.
Si Nero memandangnya lesu. "Aku tidak masuk kerja ya Mungil. Nanti minta ijinkan ke atasanku, si Krincing. Aku nggak enak badan."
Si Kidut langsung menimpalinya."Kak Nero bolos kerja ya? Nggak baik lho!"
Si Nero langsung sewot. "Aku malas bekerja hari ini tapi ada sebabnya. Aku lagi tidak enak badan," ujarnya sekali lagi. Ia melengos dan kemudian membalikkan badannya. Punggungnya menghadap ke mereka.
Si Mungil pun yang mengemudikan gerobak motor mereka ke Kucingtopia. Sama seperti hari-hari biasanya para kucing besar alias bangsa manusia yang tinggal di dunia non-Kucingtopia terbengong-bengong melihat ada dua kucing lucu naik gerobak motor.
Dunia Kucingtopia memang relatif baru. Ia hanya dikenal oleh bangsa kucing besar yang menyayangi para kucing kecil. Di kota kecil ini ada rumah sakit, tempat sirkus, rumah makan, bioskop, dan sebagainya. Fasilitasnya lengkap, juga ada apartemen.
Si Mungil ingin tinggal di sini, di Kucingtopia. Tapi kucing besar menahan mereka. Ia lebih senang bila Mungil, Nero, dan Kidut tinggal bersama dirinya. Kidut dan Nero sendiri sudah nyaman tinggal bersama kucing besar.
Si Mungil pun memarkirkan kendaraannya dan menuju tempatnya bekerja hari ini. Ia didapuk menjadi model iklan makanan kemasan bagi bangsa kucing. Sedangkan Kidut hari ini hanya berlatih karena tak ada jadwal pementasan.
Si Kidut singgah ke rumah sakit dan memberitahu si Krincing kalau Nero sedang tidak enak badan. Si Krincing manggut-manggut kepala. Ia nampak prihatin dan memakluminya.
Setiba di rumah, si Kidut membawakan untuk Nero sebuah donat isi ayam, salah satu makanan kesukaan Nero. Nero masih lesu. Ia nampak gontai menerika donat dari Kidut.
"Kak Nero, apa perlu kupanggilkan dokter Blekok?" Tanya Mungil. Ia dapat duit banyak dari pemotretan hari ini. Ia jadi royal dan manis. Nero menggelengkan kepala.