Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Social Dilemma", Tak Ada yang Gratis di Dunia?

18 September 2020   16:47 Diperbarui: 18 September 2020   23:11 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia mungkin tak tahu bahwa laman media sosialnya berbeda dengan temannya. Ia tak tahu berita-berita yang didapatkannya berbeda dari orang-orang di sekitarnya karena hal tersebut bisa jadi disesuaikan dengan lokasi tempat tinggalnya. 

Ia diarahkan secara sadar ataupun tidak. Oleh karena itulah seorang narasumber dalam docudrama ini berkata bahwa setiap orang mendapatkan realitanya sendiri di media sosial.. 

"Everyone has their own reality"

Kasus Perundungan dan Bunuh Diri Meningkat
Dalam film ini juga ditampilkan sebuah kisah tentang keluarga yang dua anaknya teradiksi oleh media sosial. Isla (Sophia Hammons), si bungsu, suka mengurung diri di kamar dari pada mengobrol dengan saudara-saudaranya dan orang tuanya. 

Ia suka swafoto dan mengunggahnya di media sosial. Ketika tanggapan netizen negatif, ia merasa sedih dan minder. Komentar-komentar tersebut memengaruhi suasana hati dan membebani pikirannya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh si kakak, yaitu Ben (Skylar Gisondo). Ia tak sadar tabiatnya telah diprediksi oleh AI dalam media sosial dan ia jadi target pasar. 

Dalam film ini juga disebutkan bahwa ada kecenderungan peningkatan kasus perundungan dan bunuh diri di kalangan remaja dan pra remaja di Amerika sejak semakin jamaknya penggunaan media sosial.

Para korban perundungan dan mereka yang melakukan bunuh diri lebih banyak dialami oleh perempuan. Hal ini menjadi catatan dari para psikolog tentang dampak negatif media sosial.

Tentang penyalahgunaan data pengguna ini sebenarnya sudah banyak dijadikan riset di bidang teknologi informasi. Sebenarnya ada kode etik dan regulasi yang mengatur data pribadi di berbagai negara. 

Penggunaannya diatur sangat ketat dan ketika data tersebut dipergunakan maka penguna wajib mengetahuinya, siapa yang akan menggunakan dan digunakan untuk apa saja. 

Penelitian berkaitan dengan kesehatan mental berkaitan dengan media sosial dan gim daring juga mulai marak diadakan, termasuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebenarnya sudah ada kasus-kasus kecanduan gim dan media sosial yang dialami para mahasiswa dan juga para siswa di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun