Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serial Nasi Goreng #7 - Nasi Goreng Hitam Tinta Cumi

27 Juli 2020   21:19 Diperbarui: 27 Juli 2020   21:12 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hah nasi goreng hitam?" Aku langsung fokus dan tertarik ketika Nia, kawan kuliahku, menyebut ada nasi goreng hitam.

"Bener. Warna nasi gorengnya hitam. Enak banget. Dimakan dengan kerupuk saja sudah terasa enaknya," ia bercerita dengan semangat membuatku membayangkan dan merasa lapar mendadak.

Lamunanku buyar ketika membayangkan nasi goreng itu diberikan arang atau sekam.

"Hitamnya bukan karena arang atau sekam, kan?!" Aku memastikan.

Ia menggeleng.  Tapi ia tak menjawab pertanyaanku

"Kita pesan aja ya sekarang!"

Kami berlima, aku, Nia, Dora, Yanti, dan Ratna pun setuju untuk memesan nasi goreng hitam lewat aplikasi daring. Harganya 20 ribuan. Agak mahal juga untuk ukuran nasi goreng. Tapi ini bukan nasi goreng yang biasa kubeli di pinggir jalan. Ini nasi goreng John Wick, eh nasi goreng hitam. Setelah hits burger hitam, martabak hitam, maka nasi goreng juga ingin tampil sesekali hitam. Biar kesannya kekinian.

Aku menebak warna hitamnya dari tinta cumi. Aku berani bertaruh. Tapi taruhan itu dosa ya, tidak jadi deh.

Cukup lama pesanan itu tiba. Aku sudah habis menyantap dua pisang goreng dan satu ote-ote sambil menungguinya. Lapar nih, tidak tahan.

Dan aku langsung mendahului lainnya membuka wadah makanan. Oooh nasi gorengnya memang hitam. Tapi tidak sekelam malam. "Apaan sih, guyonannya garing," kata Nia sambil mencubitku. Oh rupanya ia mendengar gumamanku.

Hitam dan kuning kecokelatan.

Perpaduan warna yang menarik.

Hitam nasi gorengnya.

dan kuning dari telur dadarnya.

Dan tebakanku benar, nasi goreng ini hitam karena tinta cumi.  Meski potongan cumi-cuminya ternyata tidak ada, nasi goreng ini masih beraroma cumi. Gurih dan tidak begitu amis. Hanya abang nasi gorengnya kurang canggih, minyaknya berlebih.

Aku menebak-nebak bumbunya. Sepertinya standar nasi goreng, duo bawang dan cabe. Tambahan tinta cumi-cumi yang bikin beda dari segi warna, aroma, dan rasa.

Tapi kenapa tidak ada cumi-cuminya?

Hanya diberi tintanya.

Huuhu aku jadi kurang puas.

Lama-lama makannya juga eneq karena nasinya kebanyakan minyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun