Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serial Nasi Goreng #1 - Nasi Goreng Sederhana

21 Juli 2020   22:18 Diperbarui: 21 Juli 2020   22:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi goreng yang nampak sederhana kadang tak sesederhana itu (dokpri)

Ah ternyata membuat nasi goreng sederhana itu tidak sesederhana yang terlihat.

Aku menguatkan tekad untuk belajar nasi goreng dari nenek.

Kurekam baik-baik jumlah bawang putih dan bawang merah yang digunakan. Kuperhatikan cabe merah dan jumlahnya, lalu sejumput terasi. Aku agak ragu menggunakan tomat. Tapi kemudian aku memotongnya dan kuulek.

Oh proses mengulek dengan bumbu sebanyak ini membuatku gentar. Ini porsi untuk sekitar 10 piring, tentu beda dengan yang biasa kusajikan untuk diriku sendiri. Bagaimana nenek melakukannya?

Aku menahan mata yang pedih karena bawang merah. Energiku rasanya tercurah ketika menggerus bumbunya. Tidak begitu halus. Masih kalah dengan nenek.

Nenek mencolek sedikit bumbu, menambahi sedikit gula dan lalu membantuku membuatnya lebih halus. Aku jadi malu.

Kini bumbu itu kutumis. Wanginya. Tapi aroma tajam cabe dari dekat juga terasa menusuk.

Nenek membantu menuang nasi ke wajan. Ia memintaku segera mengaduknya dengan bumbu agar merata. Ayo segera diratakan. Lagi-lagi tak mudah. Takut gosong, nenek mengecilkan api dan mengambil alih sodetan. Oh menyiapkan nasi goreng dalam jumlah besar perlu tenaga besar juga.

Aku menyantapnya. Enak. Seperti yang biasa dibuat nenek. Tak hanya soal komposisi bumbu dan tekstur nasi, juga perlu keahlian dan kelincahan tangan untuk membuat nasi goreng yang sedap.

Oh aku tak menganggap nasi goreng nenek sebagai nasi goreng sederhana lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun