Keesokan pagi pasangan sudah bersiap menjalankan sholat Id di rumah. Setelahnya hari-hari berjalan seperti pada biasanya. Ada rumah tetangga yang ramai, tapi selebihnya juga sepi seperti hari normal. Jalanan kompleks juga terasa lengang. Benar-benar seperti hari biasa.
Yang tetap bikin beda adalah ranah digital. Memang benar lebaran kali adalah lebaran digital. Kami sungguh terbantu oleh teknologi digital pada masa pandemi ini yang telah berlangsung dua bulan. Masih terhubung dan masih terhibur karenanya.
Grup-grup percakapan sejak dini hari telah ramai oleh ucapan hari raya. Ada juga yang mengirimkan ucapan secara privat. Para saudara mengirimkan foto keluarga disertai ucapan lebaran. Ada pula yang menyampaikan video tentang kelakuan para keponakan yang menggemaskan.
Kami pun menelpon kedua orang tua. Mereka agak sedih tahun ini rumah terasa lengang. Mereka juga bersholat Id di rumah meski masjid di rumah melakukan sholat Id secara terbatas, hanya di masjid tidak sampai di jalan raya.
Para keponakan bercerita jika mereka bosan. Setelah makan mereka malah ganti pakaian dengan pakaian sehari-hari, baju biasa. Mereka juga sedih karena belum ada tamu yang datang.
Lebaran kali terasa berbeda. Ramainya di ranah maya sehingga disebut lebaran daring atau lebaran digital. Meski terasa lebih senyap, lebaran tahun ini terasa berkesannya karena bisa jadi sebuah cerita dan kenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H