Tiba-tiba Deni menangis. ART nya jadi panik. Khalya juga ikut menghiburnya agar Deni tak terus menangis.
"Deni ada apa?"
"Kalau Deni cerita kak Khalya jangan marah ya. Kak Marni juga jangan lapor ke ayah," ujarnya merengek.
Setelah keduanya berjanji, Deni pun bercerita. Ia tak enak telah melakukan hal jahat. Ia mencuri sarung Mumun.
Ia mengambilnya secara spontan. Waktu ia lewat di depan rumah Mumun sarung itu sedang dijemur. Tak ada siapa-siapa. Ia pun nekat mengambilnya.
"Kamu kenapa mengambilnya, Den?" Khalya merasa kecewa tapi juga penasaran.
Deni melanjutkan ceritanya. Mumun sejak mendengar cerita sarung ajaib, juga menyombongkan diri bahwa sarungnya juga ajaib. Katanya ia bisa memeluk ayahnya lewat sarungnya.
"Deni juga ingin meminjam sarung Mumun agar bisa memeluk Mama. Deni kangen sama Mama.." Ia kembali menangis. "Tapi sarung Mumun hanya bau. Tak ada ibu yang muncul," keluhnya.
Khalya bingung antara marah dan ingin tertawa. Ia lalu berpesan kepada Marni agar mengantar Deni mengembalikan sarung itu kepada Mumun.
Khalya kemudian memberikan sebuah bingkisan kepada Deni. Ketika Deni membukanya ada sebuah sketsa-sketsa yang pernah dibuat ibunya. Rupanya ibu Deni pernah menjadi guru menggambar Khalya pada masa mudanya. Jika Deni sedih dan kangen Mama, lihatlan lukisan-lukisan buatan ibumu ini. Ia sama ajaibnya dengan sarung si Mumun
*** tamat***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H