Kami belum kapok bereksperimen dengan kulkas. Kali ini kami membuat puding. Puding alpokat.
Daging alpukat kita haluskan lalu dimasukkan ke adonan agar-agar yang sedang dipanaskan dengan santan dan gula. Kami aduk-aduk rata. Setelah agak dingin kami taruh di kulkas.
Penampilan agar-agar itu indah. Hijaunya menarik perhatian. Apalagi cetakannya juga bagus. Kami tak sabar.
Saat berbuka kami pun bersemangat untuk memotong agar-agar tersebut. Lagi-lagi kami terkejut. Puding alpokatnya pahit sekali. Duuuh.
"Kan bijinya sudah dikeluarkan ya, Kak? Aku bingung dan bertanya ke kakakku. Ia diam saja. Ia nampak sedih melihat puding itu dibuang oleh ibu. Baru setelah dewasa aku baru tahu alpokat jangan dijerang di atas api ketika membuat puding alpukat. Tapi nanti dimasukkan ke pudingnya setelah puding diangkat dari api. Oooh begitu toh.
Meski beberapa kali kami gagal membuat sesuatu, kami berdua tak patah semangat. Kami masih suka melakukan eksperimen makanan dan minuman untuk ditaruh di kulkas. Kami juga suka ngadem pada siang hari Ramadan. Enak adem.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H