Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

[Koteka5Tahun] Kotak Kenangan Pengingat Sebuah Perjalanan

30 April 2020   22:32 Diperbarui: 4 Mei 2020   21:28 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kotak kenangan, aku memberi nama boks berisikan beragam benda itu yang kukumpulkan sejak SMA. Seperti julukannya, isi kotak tersebut merupakan serpihan-serpihan kenangan. Rata-rata berupa oleh-oleh dari sahabat atau yang kukumpulkan dari setiap perjalanan.

Ada buah pinus kering, tiket, aneka gantungan kunci, tempelan kulkas, kartu pos, pembatas buku, kalung, surat-surat dan kartu ucapan, juga beragam benda lainnya. Biasanya ada sebuah momen yang memicu aku untuk melihat-lihat dan menata kembali 'harta karunku' tersebut.

Kota kenangan itu kubawa kemana-mana. Ia telah melakukan perjalanan dari Malang menuju Surabaya, di satu-persatu kosan dan rumah kontrakan, hingga rumah permanen saat ini. Ketika aku sempat mencicipi pekerjaan sebagai kuli tinta sebuah media harian, isi kotakku itu cepat membengkak. Ada beberapa 'harta' yang bagiku sangat berharga untuk kusimpan sebagai pengingat sebuah momen.

Koleksiku cepat bertambah seiring perpindahanku ke Jakarta. Di ibukota aku banyak bertemu kawan-kawan baru yang gila jalan-jalan. Ada satu sobatku yang bekerja di biro perjalanan. Alhasil aku sering mendapat info tiket promo dari dirinya. Hampir tiap bulan aku menyisihkan tabungan, siapa tahu tiba-tiba ada tiket promo dadakan.

Kadang-kadang malam-malam saat aku masih di kampus ia menghubungi. "Puspa, ada promo ke Phuket. Ikut, nggak?" Kawan yang duduk di sebelahku langsung bertanya-tanya kenapa aku senyum-senyum begitu di tengah perkuliahan.

Gara-gara berteman dengan banyak traveler maka dulu hampir tiap bulan aku bepergian. Bahkan kadang-kadang dua minggu sekali. Kotak kenangan pun cepat beranak. Aku kemudian membeli dua album untuk menyimpan khusus koleksi kartu posku. Aneka surat, tiket-tiket, dan kartu ucapan juga kutaruh dalam wadah lainnya.

Ada oleh-oleh dari teman, ada juga yang merupakan buah tangan yang kusimpan buatku sendiri (dokpri)
Ada oleh-oleh dari teman, ada juga yang merupakan buah tangan yang kusimpan buatku sendiri (dokpri)
Aku suka mengumpulkan kartu pos (dokpri)
Aku suka mengumpulkan kartu pos (dokpri)
Baru ketika berkeluarga, aku membuat semacam papan mading dari busa. Di situ kutempelkan foto-foto, kartu pos, dan benda-benda lainnya dari perjalanan yang baru kulakukan. Aku menikmati waktu-waktu ketika mencopot dan menempelkan sesuatu yang baru. Hal yang sama juga kurasakan ketika mengatur tempelan kulkas. Sambil mengaturnya aku membayangkan kenangan-kenangan baik yang pernah terjadi.

Entah sejak kapan buah tanganku kemudian bervariasi, bukan hanya sekedar benda-benda mungil seperti gantungan kunci dan kartu pos. Tapi juga ada kaus yang khusus buatku - - tidak untuk oleh-oleh, topi, tas, kerajinan tangan, juga kain-kain nusantara. Sayangnya benda-benda ini tidak muat di kotak kenangan.

Kaus dan topi ini sengaja aku dan kawanku beli secara kompakan. Kami semua membeli baju yang sama persis di Ho Chi Minh, lalu kami berpose seperti turis hahaha. Dengan baju 'seragam' ini turis lainnya mengira kami kelompok mahasiswa asing yang sedang melakukan study tour.

Koleksi kain dan kerajinan tangan mulai terkumpul sejak aku dulu sering dinas ke berbagai kantor cabang perusahaan. Biasanya aku juga meliput mitra binaan perusahaan untuk disajikan di majalah internal perusahaan. Mereka biasanya menjual kerajinan khas daerah tersebut. Aku membeli untukku dan untuk saudara juga kawan.

Setelah nonton Asian Games, aku membeli boneka maskot untuk diriku sendiri (dokpri)
Setelah nonton Asian Games, aku membeli boneka maskot untuk diriku sendiri (dokpri)
Kalung dari Kalimantan ada yang buat aku dan juga buat kawan (dokpri)
Kalung dari Kalimantan ada yang buat aku dan juga buat kawan (dokpri)
Dari situlah kecintaanku tentang kain nusantara tumbuh. Aku diperkenalkan dengan bahannya, motifnya, dan makna dari motif-motif tersebut. Setelah aku mengundurkan diri dari perusahaan tersebut, aku tetap suka membeli kain nusantara -- terutama jika ada anggarannya, karena harganya memang kadang-kadang tidak murah. Koleksiku di antaranya ada kain Cirebon, kain songket, juga kain dari India. Aku hanya menyimpannya. Rasanya sungguh sayang untuk memotongnya.

Kini benda-benda kenangan tersebut sebagian besar masih tersimpan dan kurawat. Ketika kubuka kembali kotak kenangan tersebut, berbagai peristiwa masa lalu yang menyenangkan pun mengisi benakku.

dok Koteka
dok Koteka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun