Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Biarkan Setiap Perempuan Gapai Mimpinya Seperti dalam "Little Women"

28 Februari 2020   23:40 Diperbarui: 28 Februari 2020   23:38 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka tak selalu akur kadang-kadang mereka juga berselisih (gambar: IMDb)

Mereka tak selalu akur kadang-kadang mereka juga berselisih (gambar: IMDb)
Mereka tak selalu akur kadang-kadang mereka juga berselisih (gambar: IMDb)
Keempatnya tak selalu akur seperti hubungan kakak adik pada umumnya. Ada beberapa masalah yang menemui mereka. Akankah mereka mampu meraih mimpi-mimpinya?

Cerita tentang Emansipasi Wanita

Greta Celeste Gerwig melambung berkat "Lady Bird" di mana ia juga menyandingkan Saoirse Ronan dan Timothee Chalamet di situ. Melihat dari dua film tersebut ada benang merah yang nampak di keduanya.

Keduanya sama-sama memiliki pemeran utama wanita yang karakternya menonjol. Ada pesan di dalam kedua film tersebut, wanita bisa jadi apa saja yang diinginkannya. Kedua film ini juga menggambarkan hubungan tokoh utama dengan keluarga dan kawan-kawan di sekelilingnya.

Dalam "Little Women" atmosfer kehangatan keluarga dan hubungan yang akrab antar tetangga begitu terlihat. Meskipun hidup mereka sangat pas-pasan, Meg, Jo, Beth, dan Amy nampak selalu bersemangat dan gembira, berlatih dan menampilkan pertunjukan drama, bermain bersama Laurie, dan sebagainya. Nuansa yang hangat ini didukung oleh sinematografi yang atmosferik dan skoring yang menawan.

Saoirse Ronan dipertemukan lagi dengan Timothee Chalamet (gambar: IMDb)
Saoirse Ronan dipertemukan lagi dengan Timothee Chalamet (gambar: IMDb)
Dari sisi akting, para bintang-bintangnya pilihan. Laura Dern sebagai ibu mereka meski porsinya tak banyak, tetap mencuri perhatian. Demikian pula dengan Emma Watson, Eliza Scanlen, Saoirse Ronan, dan Florence Pugh, semua berakting pas dan nampak natural.

Ini kali kedua Saoirse disandingkan dengan Timothee oleh sutradara yang sama. Tak heran jika mereka nampak nyaman berakting sebagai sahabat. Florence Pugh setelah perannya di Midsommar, semakin bersinar. Ia menonjol di sini meski ia nampak agak ketuaan ketika menjadi Amy kecil.

Selain sinematografi, akting, cerita, dan grading yang apik, film ini juga didukung oleh desain kostum yang menawan. Gambaran gaun pertengahan tahun 1800-an dengan gaun panjang berenda dilengkapi sarung tangan nampak feminin dan elegan.

Kostum yang dikenakan pemain juga memperkuat karakter yang diperankan seperti Jo yang bajunya sering nampak asal-asalan, dibandingkan saudari-saudarinya. Tak heran jika film ini meraih Oscsr untuk 'best costume design'. 

Desain kostumnya cantik dan elegan (gambar: IMDb)
Desain kostumnya cantik dan elegan (gambar: IMDb)
Memang unsur feminisme dalam film ini kuat. Seperti Jo yang berupaya keras menggapai mimpinya; tentang Amy yang mempertanyakan kedudukan dan hak yang dimiliki seorang istri; serta Meg yang hanya ingin punya keluarga bahagia. Setiap wanita berhak menjadi apa yang diinginkannya. Seperti kata Meg, "hanya karena mimpinya berbeda dengan yang lain, bukan berarti itu tak penting".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun