Dari segi cerita, alur ceritanya dinamis. Meski kemudian latar belakangnya coba untuk digali, penonton tetap sulit untuk mendapatkan konklusi, apakah ia memang seorang Nabi atau bukan?
Seingatku dalam salah satu episode serial "The X-Files" juga pernah dibahas tema yang mirip seperti ini tapi tak mengundang kontroversi, karena mungkin masa itu belum ada media sosial.
Mereka yang sejak awal menganggapnya sebagai film kontroversial maka sebaiknya menonton film ini secara penuh, jangan hanya sekadar kata orang atau hanya menyaksikan trailer-nya.
Oleh karena pesan dalam film ini tak sekedar tentang apakah sosok dalam film ini Messiah atau Dajjal, ada beberapa kutipan yang menarik dan pesan-pesan tentang kemanusiaan.
Beberapa kutipan yang kusukai adalah kutipan yang disitir oleh Eva tentang sebuah buku. Menurut buku tersebut, perselisihan di era modern kerap muncul karena masalah perbedaan kultural dan agama.
Perlu keterbukaan dan toleransi untuk menyikapinya. Juga disebutkan bahwa tantangan besar sekarang adalah hal-hal baru yang menimbulkan gejolak di masyarakat. Disrupsi sosial. Apakah itu kebetulan atau memang sebenarnya dirancang?
Dialog antara Al-Masih dan beberapa orang yang 'beruntung' bersamanya juga menarik membuat merenung. Sepertinya dialog dan tema film ini juga terinspirasi dari buku "Little Prince" yang suka dibawa-bawa oleh salah satu karakter dalam film ini.
Sejak dulu aku suka takjub akan film kolosal, meskipun sudah banyak teknologi yang 'menipu' penonton sehingga orang-orangnya terlihat banyak, tapi aku masih merasakan sensasinya.
Aku suka akan adegan di mana Al-Masih diiringi oleh begitu banyak pengungsi dan kemudian oleh warga Amerika.