Ketika mau mengupas tentang film-film 2020 aku baru ngeh belum mendokumentasikan film-film favoritku tahun lalu. Ulasan film-film Indonesia terbaik sih sudah kubuat artikelnya di blogku.Kini aku ingin membuat yang khusus mancanegara.
Bagaimana dengan film-film tahun 2019? Ada beberapa catatan tentang film-film mancanegara tahun lalu. Dari segi film horor, belum ada yang benar-benar seram dan berkesan. Formulanya relatif masih sama, banyak pula yang meneruskan dari film sebelumnya alias sekuel. Film-film horor yang diharapkan menggebrak rupanya kurang mencekam, seperti "Annabele: Comes Home".
Tapi ada pula horor yang lumayan apik, seperti "The Curse of La Llorona" yang memberikan sentuhan horor dari Amerika Latin. Cuma sayangnya hantunya sering eksis, suka muncul di mana-mana. "Pet Sematary" juga tidak buruk dengan penutup yang tragis. "Pet Sematary" ini melengkapi horor adaptasi Stephen King yang tahun ini digarap cukup apik. Dua sekuel horor adaptasi novel Stephen King juga menurutku memberikan konklusi yang menyenangkan, yaitu "It Chapter Two" dan "Doctor Sleep". Horor yang menurutku paling berkesan tahun ini adalah yang berbumbu thriller, yaitu "Us" dan "Brightburn".
Dari segi film animasi, hanya beberapa yang berkesan seperti "NeZha", "Frozen II", "Toy Story 4, dan film animasi Jepang berjudul "Weathering With You". "Lion King" ini agak membingungkan apakah lebih pantas masuk animasi atau live action, karena tidak ada sama sekali unsur manusianya di sana.
Selanjutnya dari sisi adaptasi dongeng ke live action, "Aladdin" terbantu oleh kehadiran Will Smith. Ceritanya relatif membosankan tanpa Will Smith sebagai jin dan sosok Abu. Sedangkan "Dumbo" memberikan sisi yang sendu, dengan unsur seperti film Batman dengan sirkus juga adanya reuni antara Danny DeVito dan Michael Keaton.
Tahun 2019 juga masih ramai dengan film Superhero dari "Spiderman: Far from Home", "X-Men: Dark Phoenix", "Captain Marvel", "Avengers: End Game", Â "Shazam", "Joker" dan superhero bercampur horor yaitu "Brightburn". Oh ya tahun ini juga ramai film konser dari Metallica, Shakira, dan BTS. Genre ini relatif masih baru dan muncul beberapa tahun belakangan ini. Aku menonton film konser Metallica dan menurutku pengalaman yang menarik. Â
Hehehe pendahuluannya cukup panjang. Berikut tujuh film favoritku. Beberapa di antaranya sudah kusebutkan di paragraf atas.
Weathering with You (Skor 8.5/10)
"Weathering with You" (Tenki no Ko) berkisah tentang seorang gadis dengan kemampuan unik. Hina Amano, si gadis tersebut, adalah gadis matahari. Saat cuaca hujan maka ia diperlukan jasanya sebagai pawang hujan. Saat itu Tokyo memang dilanda hujan besar dan dikuatirkan bakal tenggelam. Namun, rupanya agar Tokyo tetap aman maka gadis matahari harus berkorban. Apakah Hina pasrah dengan takdirnya?
Toy Story 4 (Skor 8/10)
"Toy Story 4" menurutku sebuah tontonan yang menarik. Film ini membuatku teringat dan peduli akan mainan-mainanku masa kecil. Kisahnya makin dinamis dan Woody sebagai ketua kelompok boneka di rumah Bonnie dihadapkan pilihan yang dilematis.
Us (Skor 8/10)
Sejak menyaksikan "Get Out", aku jadi memerhatikan kiprah Jordan Peele. Bermula dari komedian ia rupanya juga piawai mengomandani pembuatan film. Film-filmnya out the box dan memiliki keunikan tersendiri. Sama halnya dengan "Get Out", cerita dalam film "Us" itu seperti mimpi buruk.
"Us" memiliki elemen horor yang seram mencekam tanpa penampakan yang mengerikan. Ceritanya pun juga tak seperti horor pada umumnya. Ada berbagai lapisan dan kepingan puzzle yang membuat penonton penasaran akan sosok antagonis yang di sini dirupakan dalam rupa kloningan. Siapakah para kloningan tersebut dan motivasinya? Ulasan di sini.
"Brightburn" tidak seperti film superhuman pada umumnya. Ia tidak seperti Superman atau juga Avengers. Ia sosok super tapi yang tidak humanis. Bahkan sosok dengan kemampuan seperti Superman ini berniat menghancurkan para manusia. Ia ibarat evil Superman.
Film ini bernuansa seperti film horor. Ia dengan jeli menggambarkan sisi gelap dari mereka yang memiliki kekuatan super. Ceritanya agak mirip dengan awal mula kelahiran Superman, kemudian berkelok dengan mengejutkan. Film ini seperti jawaban atas pertanyaan Lex Luthor dan Batman, bagaimana jika prahara bukan muncul dari neraka, melainkan dari langit? Ulasan berikut ini.
"Avengers: Endgame"menurutku sebuah film penutup tentang aksi kelompok superhero yang memuaskan. Memang ada beberapa hal yang dirasa bukan solusi terbaik yang mengakomodir keinginan para fans. Adegan dramatis dan emosional sekaligus pertarungan yang seru terangkum di dalam film ini. Meskipun durasinya panjang, yakni tiga jaman, penonton merasa tak bosan.
Joker (Skor 8/10)
Ada beberapa lapisan dalam film "Joker" sehingga perlu jeli menontonnya. Ketika bagian demi bagian itu terlewati, penonton akan menyadari bahwa selama ini mereka terkecoh.
Gangguan mental yang dialami oleh Arthur diperlihatkan dikarenakan kejadian traumatis masa kecilnya. Rupanya tak hanya sulit mengendalikan tawa, ia juga kerap mengalami delusi. Ia juga kemudian bersikap amoral yang dianggap 'permisif' karena mengalami berbagai hal yang membuatnya sedih dan kecewa. Ya, ada banyak argumentasi tentang bagaimana Joker bisa menjadi jahat seperti itu. Apakah ia benar-benar jahat dan amoral.
Dari segi akting maka penampilan Joaquin Phoenix sangat layak diapresiasi. Ia menjadi Joker baru yang sama menariknya dengan Joker versi Heath Ledger. Untuk plot ceritanya sendiri alurnya lambat dan lebih bersifat drama. Hal ini jadi menarik karena karakter Joker sebelum dan sesudah jahat menjadi tergali. Nuansanya yang suram juga selaras dengan film-film DC Comics.
Ford v Ferrari (Skor: 8/10)
Dalam "Ford v Ferrari" rupanya kejuaraan balap mobil bukan sekedar kecepatan dan keahlian pengemudi. Ada banyak hal yang berkontribusi di dalamnya. Faktor strategi, stamina pengemudi, juga kerja sama tim sangat berpengaruh apalagi kejuaraan "24 Hours of Le Mans" ini dipertandingkan selama sehari penuh. Dalam film ini diperlihatkan bagaimana Ken, Carrol dan tim Cobra begitu bekerja keras membuat desain mobil balap yang bukan hanya cepat, tapi juga tangguh.
Politik dalam perusahaan Ford serta persaingan antar pemilik Ford dan Ferrari memberikan bumbu yang menarik dalam film ini. Namun yang paling patut diapresiasi dalam film ini adalah performa Christian Bale dan Matt Damon yang berkelas Oscar. Setelah lolos sebagai nominasi Golden Globes, apakah ia juga akan lolos sebagai nominasi Oscar? Ulasan di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H