Us (Skor 8/10)
Sejak menyaksikan "Get Out", aku jadi memerhatikan kiprah Jordan Peele. Bermula dari komedian ia rupanya juga piawai mengomandani pembuatan film. Film-filmnya out the box dan memiliki keunikan tersendiri. Sama halnya dengan "Get Out", cerita dalam film "Us" itu seperti mimpi buruk.
"Us" memiliki elemen horor yang seram mencekam tanpa penampakan yang mengerikan. Ceritanya pun juga tak seperti horor pada umumnya. Ada berbagai lapisan dan kepingan puzzle yang membuat penonton penasaran akan sosok antagonis yang di sini dirupakan dalam rupa kloningan. Siapakah para kloningan tersebut dan motivasinya? Ulasan di sini.
"Brightburn" tidak seperti film superhuman pada umumnya. Ia tidak seperti Superman atau juga Avengers. Ia sosok super tapi yang tidak humanis. Bahkan sosok dengan kemampuan seperti Superman ini berniat menghancurkan para manusia. Ia ibarat evil Superman.
Film ini bernuansa seperti film horor. Ia dengan jeli menggambarkan sisi gelap dari mereka yang memiliki kekuatan super. Ceritanya agak mirip dengan awal mula kelahiran Superman, kemudian berkelok dengan mengejutkan. Film ini seperti jawaban atas pertanyaan Lex Luthor dan Batman, bagaimana jika prahara bukan muncul dari neraka, melainkan dari langit? Ulasan berikut ini.
"Avengers: Endgame"menurutku sebuah film penutup tentang aksi kelompok superhero yang memuaskan. Memang ada beberapa hal yang dirasa bukan solusi terbaik yang mengakomodir keinginan para fans. Adegan dramatis dan emosional sekaligus pertarungan yang seru terangkum di dalam film ini. Meskipun durasinya panjang, yakni tiga jaman, penonton merasa tak bosan.
Joker (Skor 8/10)
Ada beberapa lapisan dalam film "Joker" sehingga perlu jeli menontonnya. Ketika bagian demi bagian itu terlewati, penonton akan menyadari bahwa selama ini mereka terkecoh.
Gangguan mental yang dialami oleh Arthur diperlihatkan dikarenakan kejadian traumatis masa kecilnya. Rupanya tak hanya sulit mengendalikan tawa, ia juga kerap mengalami delusi. Ia juga kemudian bersikap amoral yang dianggap 'permisif' karena mengalami berbagai hal yang membuatnya sedih dan kecewa. Ya, ada banyak argumentasi tentang bagaimana Joker bisa menjadi jahat seperti itu. Apakah ia benar-benar jahat dan amoral.
Dari segi akting maka penampilan Joaquin Phoenix sangat layak diapresiasi. Ia menjadi Joker baru yang sama menariknya dengan Joker versi Heath Ledger. Untuk plot ceritanya sendiri alurnya lambat dan lebih bersifat drama. Hal ini jadi menarik karena karakter Joker sebelum dan sesudah jahat menjadi tergali. Nuansanya yang suram juga selaras dengan film-film DC Comics.
Ford v Ferrari (Skor: 8/10)
Dalam "Ford v Ferrari" rupanya kejuaraan balap mobil bukan sekedar kecepatan dan keahlian pengemudi. Ada banyak hal yang berkontribusi di dalamnya. Faktor strategi, stamina pengemudi, juga kerja sama tim sangat berpengaruh apalagi kejuaraan "24 Hours of Le Mans" ini dipertandingkan selama sehari penuh. Dalam film ini diperlihatkan bagaimana Ken, Carrol dan tim Cobra begitu bekerja keras membuat desain mobil balap yang bukan hanya cepat, tapi juga tangguh.