Akhirnya Tora dkk berhasil tiba di kota asal Ares. Mereka kebingungan bagaimana caranya mereka menghubungi saudari peri mimpi.
Tapi mereka tak perlu resah. Tiba-tiba sekeliling mereka bukan lagi tempat yang mereka kenal. Tempat ini berubah menjadi seperti negeri fantasi. Peri mimpi yang masih lemah itu terbang dengan sayapnya. Mereka pun mengikuti.
Ia menuju sebuah istana bak sebuah istana dongeng. Di sana ada naga penjaga dan sekumpulan peri yang berpenampilan mirip dengan peri mimpi. Di taman dalam istana juga terdapat unicorn, pegasus, dan makhluk-makhluk dunia fantasi. Clara takjub melihat mereka semua. Tora menangis haru ia sangat berharap saat ini neneknya bersamanya.
Para peri itu mengerubungi si peri mimpi. Seorang yang nampak bijak memeluknya dan mereka kemudian membentuk lingkaran. Mereka bernyanyi dengan bahasa peri. Si naga, unicorn, dan pegasus juga ikut bernyanyi. Suara naga begitu parau mengejutkan Ares dan kawan-kawan.
Waktu serasa berlalu begitu cepat. Dunia di sekeliling Tora kembali berubah ke negeri manusia. Peri itu tak ada bersama mereka. Tapi mereka tahu misi mereka telah tuntas.
Walikota itu telah mendekam di balik jeruji. Kini warga bisa bebas tertawa. Anak-anak juga senang mendengar kembali cerita-cerita dongeng. Tapi yang paling menggembirakan mereka, mimpi itu telah kembali.
Mimpi itu disebarkan oleh peri mimpi yang baru. Bersamanya adalah seekor naga mungil yang ditugaskan menjaganya. Kadang-kadang ia singgah ke rumah Tora, bercakap-cakap dengan neneknya atau bermain dengan kucing Tora bernama Nero.
Si peri menggali mimpi dengan mantra sihirnya dari alam bawah sadar manusia. Hanya sesekali mimpi seram dan tak semuanya mendapatkannya. Lainnya adalah mimpi indah tentang harapan yang belum terwujud dan negeri warna-warni yang sebenarnya ada bersama mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H