Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

7 Film Indonesia dan Mancanegara Ini Bermuatan Edukasi HIV AIDS, Tonton Yuk!

1 Desember 2019   21:34 Diperbarui: 2 Desember 2019   21:04 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta dari Wamena mengisahkan tentang fenomena HIV di kalangan remaja (sumber: kapanlagi)

Penderita HIV-AIDS masih sering mendapatkan perlakuan negatif dari masyarakat. Ada yang menyebutnya penyakit hukuman Tuhan. Padahal, penyebab penyakit ini tak semata-mata karena pergaulan bebas, namun bisa jadi karena kesalahan pada saat melakukan transfusi darah dan sebagainya. 

Kisah-kisah tentang stigma yang dialami penderita dan bagaimana memberikan pendidikan ke masyarakat tentang HIV-AIDS telah terbingkai dalam banyak film, di antaranya tujuh film berikutz

Tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Dengan adanya momen peringatan ini masyarakat diminta untuk menjauhi pergaulan bebas sekaligus juga memberikan edukasi tentang penyebab dan media penularan HIV-AIDS serta berhenti memberikan stigma negatif kepada ODHA (orang dengan HIV-AIDS).

Hingga saat ini penderita HIV-AIDS di Indonesia sebagian besar berdiam di Jakarta, Jawa Timur, dan Papua. Selain dikarenakan pergaulan bebas, penyebab lainnya yang menjadi media penularan adalah narkoba dengan berganti jarum suntik, transfusi darah, dan seseorang yang menularkan penyakitnya ke pasangannya. 

Ada beberapa kasus yang penderitanya adalah ibu rumah tangga dan anak-anak. Selama ini sebagian dari mereka mendapat stigma negatif dan menyandang beban perlakuan diskriminatif dari orang-orang di sekelilingnya.

Kisah-kisah tentang ODHA banyak dikisahkan dalam film-film, baik film Indonesia maupun mancanegara. Berikut di antaranya deretannya:

1. Philadelphia
Film tentang HIV-AIDS yang kali pertama kutonton adalah Philadelphia. Film ini satu di antara film-film yang begitu apik diperankan oleh Tom Hanks. Ia tampil total. Film ini jugalah yang memberikan piala Oscar pertama kepada aktor asal California ini.

Tom Hanks berperan sebagai Andrew yang mengalami diskriminasi akibat ODHA (sumber: intofilm.org)
Tom Hanks berperan sebagai Andrew yang mengalami diskriminasi akibat ODHA (sumber: intofilm.org)
Dikisahkan Andrew Beckett (Tom Hanks) adalah seorang pengacara senior di sebuah firma di Philadelphia. Ia menyembunyikan dirinya adalah seorang homoseksual dan ODHA karena pada masa itu ODHA diberikan stempel negatif sebagai hukuman Tuhan bagi para gay.

Suatu ketika ia dipecat karena dianggap melakukan perbuatan yang tak dilakukannya. Ia menganggap pemecatan tersebut berkaitan dengan penyakitnya. Andrew pun kemudian menggugat kantornya atas perlakuan diskriminasi

Waktu pertama menonton film ini aku masih kecil sehingga tidak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Andrew. Baru ketika menonton saat dewasa, aku menyadari bahwa pada masa itu jumlah ODHA tidak banyak dan mendapat stigma negatif dari masyarakat.

Dalam film dijelaskan bahwa HIV-AIDS tidak menular lewat jabat tangan sehingga sebenarnya aman berkomunikasi dan bersosialisasi dengan mereka. Film ini juga berdasarkan kisah nyata yang dialami seorang pengacara pada tahun 1987.

2. The Cure
Ini adalah kisah persahabatan dua anak laki-laki. Keduanya diperankan secara apik masing-masing oleh Brad Renfro sebagai Erik dan Joseph Mazzello sebagai Dexter.

Petualangan mencari obat untuk AIDS (sumber: IMDb)
Petualangan mencari obat untuk AIDS (sumber: IMDb)
Film yang dirilis tahun 1995 ini menceritakan kedua anak yang berbeda karakter. Erik penyendiri dan pemberontak sedangkan Dexter menarik diri karena penyakitnya. Suatu peristiwa pada liburan musim panas kemudian melekatkan keduanya.

Erik terkejut mendapati kawan yang merupakan tetangga barunya mengidap penyakit yang dikenal berbahaya masa itu. Ia mendapatkan HIV ketika nelakukan transfusi darah. Erik kemudian berjanji akan menolong Dexter menemukan obatnya. Ia pun merencanakan perjalanan untuk mempertemukan Dexter dengan dokter yang kiranya mampu menyembuhkan kawannya.

Film ini memiliki sisi komedi dan menyentuh. "The Cure" merupakan salah satu film terbaik Brad Renfro yang meninggal pada usia muda tahun 2008.

3. Dallas Buyers Club
Gara-gara pemeran utamanya, Matthew McConaughey, mendapatkan Oscar ketika memerankan film ini maka aku penasaran dan mendapati film ini membahas tentang ODHA dalam balutan komedi satir.

Ia berfokus pada kehidupan Ron Woodroof (Matthew McConaughey) yang merasa hidupnya hancur lebur ketika didiagnosa sebagai ODHA. Disebutkan oleh dokter hidupnya bakal tak lama lagi, tinggal sebulan.

Ia dikucilkan oleh orang-orang terdekatnya. Ia juga dipecat dari pekerjaannya. Rupanya penyakit ini didapat dari pergaulan bebasnya, berganti-ganti pasangan wanita yang salah satunya menggunakan narkotika dengan jarum suntik.

Awalnya ia merasa putus asa. Ia kemudian serius berobat dan rutin mengonsumsi obat. Ketika obat tersebut semakin sulit didapat ia pun nekat mencarinya ke sebuah klinik alternatif di Meksiko. Obat dari Meksiko rupanya lebih manjur daripada obat sebelumnya.

Sebuah ide kemudian melintas, ia akan menggunakan obat tersebut dan menjual lainnya kepada para ODHA lainnya. Ia pun menyamar sebagai pastur dan usahanya ini diminati hingga kemudian lahir klub Dallas Buyers.

Filmnya bukan jenis film yang kusukai tapi menarik berkat performa Matthew dan Jared Leto yang keduanya total memerankan ODHA. Cerita tokoh utamanya juga tak umum karena meski harapan hidupnya tipis ia tak putus asa malah kemudian bersemangat untuk berbisnis obat ARV.

Matthew tampil total sebagai ODHA (sumber: IMDb)
Matthew tampil total sebagai ODHA (sumber: IMDb)
Pesan dari film ini sebaiknya menjauhilah pergaulan bebas dan berganti-ganti pasangan. Penularan bisa terjadi lewat hubungan intim tanpa kondom atau lewat jarum suntik narkotik. Apabila telah didiagnosa ODHA maka penderita sebaiknya rutin mengonsumsi obat karena dapat memperpanjang usia harapan hidup.

4. Bohemian Rhapsody
Film "Bohemian Rhapsody" yang meraih banyak penghargaan Oscar dan Golden Globe juga membahas tentang penyakit HIV-AIDS yang diidap oleh sang vokalis Queen, Freddie Mercury (Rami Malek), karena pergaulan bebasnya dengan kalangan homoseksual.

Ia kemudian mengaku kepada para personel Queen tentang penyakitnya sebelum melakukan konser besar. Mereka awalnya terkejut tapi kemudian sepakat untuk terus memberikan dukungan kepada Freddie dan tak membocorkannya ke publik.

Personel Queen memberikan dukungan kepada Freddie ketika ia memberitahukan penyakitnya (sumber: id.bookmyshow.com)
Personel Queen memberikan dukungan kepada Freddie ketika ia memberitahukan penyakitnya (sumber: id.bookmyshow.com)
Film ini menarik karena banyak dihiasi oleh lagu-lagu beken Queen dan akting maksimal dari Rami Malek sebagai Farrokh Bulsara alias Freddie Mercury. Dalam film ini ada pesan bahwa ODHA perlu dukungan dari orang-orang di sekelilingnya untuk terus berkarya.

5. Mika
Mika adalah film tentang penderita penyakit skoliosis dan ODHA yang tidak begitu mendayu-dayu. Film ini diangkat dari novel "Saat Aku Sama Mika" karya Indi.

Adalah Indi (Velove Vexia) yang hidupnya berubah sejak didiagnosa mengalami skoliosis. Ketika liburan sekolah ia berkenalan dengan Mika (Vino G. Bastian). Pemuda itu memberikan dukungan kepada Indi untuk tak menyerah pada penyakitnya. Kemudian Indi menemukan rahasia Mika, rupanya ia adalah ODHA. Ketika Mika merasa kesehatannya memburuk ia pun menjauh dari Indi.

Mika rupanya ODHA (sumber: IMDb)
Mika rupanya ODHA (sumber: IMDb)
Ceritanya manis dan tidak cengeng. Aku suka dengan adegan pertemuan keduanya di sebuah danau. Aku tak mengetahui apabila kisahnya mengarah ke HIV-AIDS. Menurutku film ini santai dan tak begitu menggurui dengan pesannya tentang HIV-AIDS.

6. Nada untuk Asa
Film "Nada untuk Asa" adalah sebuah drama getir yang menonjolkan kemampuan akting Marsha Timothy dengan cerita yang menarik. Kisah ODHA di sini dari sudut pandang penderitanya yang seorang ibu dengan tiga anak.

Bagi seorang ibu menjadi ODHA perlu ketabahan dan semangat demi keluarga (sumber: dunia-spasi.blogspot.com)
Bagi seorang ibu menjadi ODHA perlu ketabahan dan semangat demi keluarga (sumber: dunia-spasi.blogspot.com)
Sang Ibu, Nada (Marsha Timothy) terkejut mendapati ia didiagnosa HIV karena tertular suaminya. Ia lebih terkejut lagi ketika mengetahui putri bungsunya, Asa, juga mengidapnya karena ASI.

Nada kemudian hidup dalam stigma masyarakat sekelilingnya. Ia dijauhi oleh sekelilingnya. Ia kemudian mencoba untuk tabah, berani dan terus bersikap positif agar anak perempuannya juga tak terpuruk.

Dalam film yang terinspirasi dari kisah nyata ini ada pesan bahwa HIV bisa ditularkan suami ke istrinya dan oleh ibu ke anaknya saat hamil atau saat memberikan air susu. Pesan lainnya yaitu penderita HIV punya kesempatan untuk bertahan hidup cukup lama jika rutin mengonsumsi obat dan bergaya hidup sehat.

7. Cinta dari Wamena
Penderita HIV saat ini juga banyak berasal dari Papua. Hal ini dikarenakan di antaranya gaya hidup bebas, berganti pasangan dan juga narkoba. Cerita tentang banyaknya remaja Wamena yang terjangkit HIV dibidik lewat "Cinta dari Wamena".

Filmnya menggambarkan semangat tiga remaja Papua untuk belajar dan meraih mimpi. Di Wamena ada sekolah lanjutan gratis tapi di sana ada godaan besar bagi para remaja yaitu gaya hidup mabuk-mabukan dan pergaulan bebas.

Film ini memang memiliki misi untuk memberikan edukasi ke masyarakat tentang HIV-AIDS. Diharapkan masyarakat lebih paham tentang celah-celah penyebab penyakit ini dan menghindarinya. Seandainya telah terjangkit maka juga jangan langsung berputus asa, melainkan segera melapor ke pusat kesehatan dan mendapatkan obat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun