Tapi jika kupikir-kupikir lagi aku bisa jadi makin konsumtif jika menjadi pemburu diskon. Memang sih harga makanannya lumayan murah dari harga normal. Tapi harga tersebut jika dibandingkan dengan ketika aku sedang tak membawa bekal. Ketika aku ada waktu dan tenaga untuk membuat bekal dan memasak makan malam di rumah, diskonan ini bisa membuatku cenderung lebih boros.
Kopi susu diskonan memang begitu menggoda. Apalagi jika sedang promo gila-gilaan menjadi Rp 1. Biasanya promo ini yang harus datang ke lokasi.
Tapi perjuangannya biasanya lumayan berat. Antriannya bisa super panjang. Kalau ini biasanya aku nggak kuat dan malas ikutan. Mending promo yang Rp 8 ribuan saja, itupun jangan sering-sering karena tanpa disadari bikin jadi makin boros.
![Jika promonya benar-benar menggoda dan aku lagi malas masak baru aku ikutan menjadi pemburu diskonan (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/11/02/20191102-200627-600x354-5dbd8352097f36124e784532.jpg?t=o&v=555)
Gara-gara ikutan jadi pemburu diskon, aplikasi di hapeku jadi bertambah. Saldo elektronik di tiap aplikasi pun harus rajin kuisi agar bisa menikmati promo sewaktu-waktu. Kuisinya sedikit-sedikit agar tak membuatku makin konsumtif.
Kalau dipikir-pikir aplikasi tersebut sebenarnya tak rugi memberikan begitu banyak promo. Dengan banyak promo maka makin banyak yang tertarik menggunakan aplikasi tersebut dan mereka mendapatkan data pengguna yang disampaikan secara sukarela.
Semakin sering menggunakan aplikasi tersebut maka pola penggunanya juga bisa terungkap, di mana merupakan data yang begitu berharga bagi mereka.
Memang sih sulit menemukan sesuatu yang benar-benar gratis di dunia ini. Omong-omong minggu depan masih ada promo kopi murah lagi nggak ya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI