Wah gawat!
Pertemuan pertama tak berakhir baik. Aku meminta maaf kepada priaku. Nero nampak tak merasa menyesal sama sekali. Ia malah nampak kecewa terhadapku.
Sejak itu Nero semakin posesif kepadaku. Ia makin suka menggoyang-goyangkan bulunya agar bulunya jatuh dan menempel ke baju dan tasku. Aku merasa kesal bukan main, karena perlu waktu lebih untuk membersihkan bulu-bulu kucing itu. Ia berbuat seperti itu seolah-olah menandaiku.
Kemudian baru kuketahui pria Scorpioku ternyata alergi bulu. Khususnya bulu kucing. Ia bersin-bersih di dekatku. Dari sikapnya aku tahu ia sepertinya bimbang, meskipun ia kemudian masih juga menempel kepadaku dan bersikap berani untuk tetap ke rumahku.
Aku berseru. Kugendong si Nero dan kujewer kupingnya. Halaman sudah basah dan berantakan.
Sepertinya hubunganku dengan pria Scorpio itu berakhir sampai di sini. Aku tak bisa memilih. Nero adalah kawanku dan sudah menjadi bagian hidupku.
Ya, kami berpisah. Aku wanita Taurus dan ia pria Scorpio sepertinya susah bersatu.Kami hanya sebatas tertarik.
Hingga suatu ketika kulihat Nero merasa lesu. Kubawa ia ke dokter hewan dan tidak ada masalah. Kata dokter ada sesuatu yang membuatnya kurang termotivasi.
Ia terus lesu, membuatku sedih.
Ketika aku bertemu dengan mantan pria Scorpioku ia bertanya kepadaku mengapa aku nampak lunglai. Aku bercerita tentang Nero. Ia langsung tertawa terbahak-bahak, tapi kemudian kontan berhenti ketika melihatku kesal.