Kami diajak ke ruangan lainnya. Kamar-kamar tidur raja dan permaisuri hanya boleh diintip oleh wisatawan. Tempat tidurnya rapi dan terawat. Kemudian ada ruangan yang menyambung dengan bagian atas,digunakan untuk bertirakat. Tapi ruangan ini sudah ditutup.
Di samping bangunan utama terdapat Taman Sare. Tempat putra keraton membersihkan diri. Dipercaya ada khasiat tertentu jika pengunjung membasuh diri dengan air tersebut. Ada tiga pintu. Pintu pertama diyakini dapat membuat awet muda dan mudah jodoh, dan dipermudah mendapat keturunan. Pintu ketiga untuk kejayaan,karir dan kepangkatan. Pintu terakhir untuk meningkatkan iman dan takwa.
Pemandu mengajak kami ke bagian terakhir, Labhang Mesem alias pintu tersenyum. Ia berupa pintu gerbang menuju kompleks Keraton. Ada alasan tersendiri disebut seperti itu. Pada waktu itu ada penjaga yang ukuran tubuhnya kerdil. Ia memiliki tempat sendiri untuk menjaga yang memang langit-langitnya rendah. Ia memiliki wajah ramah dan jenaka sehingga pengunjung tersenyum jika melihatnya.
Halaman keraton nampak lapang dan sejuk. Ia dihiasi dengan sebuah beringin tua yang lebat. Ketika ku melangkah keluar gerbang, hawa terik dan sinar matahari Sumenep pun kembali menyengat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI