Selain kereta juga terdapat cermin raksasa hadiah Inggris. Yang asli sudah retak dan diletakkan di dalam bangunan keraton. Cermin yang replika ditaruh di depan keraton. Tujuannya agar pengunjung keraton merapikan busana dan penampilannya sebelum menghadap sang raja. Koleksi porselen juga menghiasi museum. Ada tempayan dari Tiongkok dan Inggris.
Bagiku yang paling mencuri perhatian adalah lambang kerajaan. Ia terdiri dari dua makhluk mitologi yang mengelilingi mahkota dan di bagian bawahnya dikelilingi rangkaian bunga. Di situ juga terdapat gambar rumah, bintang, dan gambar orang memegang senjata.
Aku bertanya-tanya apakah ada pengaruh lambang kerajaan tersebut dari Tiongkok dan Eropa?
Aku membaca keterangan tentang lambang kerajaan. Rupanya pegasus alias kuda terbang berarti tunduk dalam pemerintahan. Sedangkan naga memiliki makna putra bangsawan ada di bawah jangan diinjak.
Keraton Sumenep dan Kantor Koneng
Keraton Sumenep didirikan tahun 1762. Luas kompleksnya mencapai 18 hektar. Hingga saat ini kondisinya masih terawat dengan baik. Koleksi-koleksinya juga sebagian masih utuh.
Bangunan museum dan keraton didominasi warna kuning. Aku bertanya-tanya apakah ada kaitan warna kuning dan koneng. Rupanya warna kuning disebut sebagai warna bangsawan.
Koleksi Keraton Sumenep dan Bagian Keraton
Keraton Sumenep menyimpan koleksi di antaranya peralatan upacara tradisional, lemari tinggi untuk menyimpan benda pusaka seperti tombak, peralatan membuat jamu tradisional, peralatan berhias, dan miniatur keraton.
Kemudian ada peralatan kesenian seperti kesenian wayang, topeng, instrumen musik bernafaskan Islam, dan peralatan musik tradisional, juga senjata tradisional dan naskah-naskah kuno.
Oh iya di Sumenep juga ditemukan arca bernuansa Buddha yaitu patung Buddha dan patung Brahmana, menandakan pengaruh kerajaan Jawa pada masa Majapahit.
Koleksi-kolesi gerabah juga beragam. Baik dari buatan Sumenep,Tingkok maupun dari Eropa. Konon peralatan masak dari keramik tertentu membuat masakan tidak cepat basi.