Hingga hampir pukul 23.00 WIB, aku belum punya ide untuk menulis hari ini. Sejak awal bulan Mei, aku bertekad untuk melakukan 'one day one post' atau membuat tulisan tiap hari di Kompasiana. Tapi ternyata hal ini tak mudah, aku beberapa kali hampir menyerah karena sedang lelah dan tak punya ide tulisan.
Gara-gara terinspirasi oleh Pak Tjip dan Pak Bamset, aku jadi ingin mencoba untuk berkomitmen menulis tiap hari di Kompasiana. Sebenarnya kegiatan ini sudah tiga tahun kulakukan di blog pribadi, tapi belum di Kompasiana.
Menulis di blog pribadi lebih mudah karena sifatnya suka-suka. Kadang-kadang jika aku lelah atau tak sedang mood menulis, artikelnya pun singkat, kurang dari 150 kata. Tapi entah kenapa, menulis di Kompasiana itu berbeda, terasa lebih berat.
Mungkin karena pembacanya bisa darimana saja, tidak seperti blog pribadi yang sifatnya lebih tersegmentasi. Atau karena tulisan-tulisan di Kompasiana juga bagus-bagus, sehingga kita tertantang untuk juga menghasilkan karya tulisan yang cukup layak.
Ada tiga hal yang membuat kegiatan menulis setiap hari di Kompasiana itu menantang. Yang pertama adalah masalah teknis, yang kedua yakni soal mengalokasikan waktu untuk menulis, dan yang terakhir yaitu memerah gagasan untuk membuat tulisan.
Soal pertama ini berkaitan dengan masalah teknis di Kompasiana yang kadang-kadang atau malah sering bikin mood terganggu. Sudah siap-siap mengunggah tulisan, eh bolak-balik tidak bisa login. Kadang-kadang artikel sudah dimasukkan, tapi gagal memasukkan foto. Yang bikin jengkel ketika tombol 'tayang' tulisan tidak bisa diklik, eh ternyata karena sesi login dianggap sudah habis. Hal-hal semacam ini sering bikin bete.
Nah, agar bete tak berlarut maka aku pun mencoba untuk tetap optimis. Siapa tahu sejam kemudian berhasil login atau unggah tulisan. Biasanya sih jika gagal unggah via mobile, maka bisa berhasil ketika login atau mengunggahnya via dekstop.
Masalah kedua terkait 'one day one post' alias ODOP, yaitu mengalokasikan waktu menulis. Kadang-kadang pikiran sudah penuh dengan urusan pekerjaan, kuliah, dan urusan pekerjaan rumah tangga. Baru benar-benar ada waktu menulis ketika jelang tidur. Tapi pada waktu itu mood sudah agak setengah hari karena pikiran sudah mulai lelah. Alhasil tulisan kadang-kadang seadanya.
Tapi berkat tekad ODOP akhirnya aku lebih menghargai waktu. Jika ada waktu luang 15-30 menit maka kugunakan menulis atau mencari bahan tulisan. Waktu istirahat makan siang juga kupergunakan sebaik-baiknya, buat makan, rileks, dan mengobrol bersama kawan-kawan. Selebihnya untuk beribadah dan menulis.
Kadang-kadang jika sedang buntu dalam melakukan analisa terkait dengan pekerjaan, maka kugunakan untuk membuat tulisan ringan. Hasilnya biasanya pekerjaan kemudian bisa berlanjut, setelah rehat sejenak melakukan hobi menulis.
Memerah Ide Tulisan
Nah, tantangan yang terakhir berkaitan dengan mencari ide untuk menulis. Dulu aku suka bingung mencari ide. Hari ini menulis apa ya? Yang itu sudah kubuat tulisan di blog pribadi.