Film pendek "Makmum" juga langsung menarik perhatian. Sutradara film bergenre horor ini, Riza Pahlevi, pandai memainkan dinamika dan ketegangan dengan bermain-main di lorong asrama dan situasi mencekam di kamar karena ada 'sesuatu' yang mengikuti gerakan sholat. Selain mendapatkan penghargaan "Direction Special Mention" di The Crappy International Movies in Sueca, film ini kemudian dilirik rumah produksi besar, MD Pictures, untuk diangkat ke layar lebar dan tayang pertengahan Agustus ini.
Pada tahun 2016, film pendek berjudul "Prenjak" asal Yogya juga berhasil mengharumkan nama Indonesia berkat prestasinya di ajang Cannes. Di even bergengsi tersebut sutradara film, Wregas Bhanuteja berhasil meraih penghargaan di kategori Semaine de la Critique.
Kini dengan semakin meratanya penetrasi dan cepatnya internet maka siapapun juga bisa membuat film pendek ataupun webseries dan mengunggahnya di kanal video seperti YouTube. Banyak webseries yang juga populer dan diminati warganet di berbagai daerah. Bayu SKAK, misalnya. Ia makin dikenal ketika aktif sebagai YouTuber asal Malang, kemudian sosoknya dilirik dan dua filmnya, "Yowes Ben" 1 dan 2 pun laris manis.
Kalian pun juga bisa menjadi sineas. Saat ini peluang film Kalian dikenal pun juga makin besar. Yang penting adalah kreativitas dan kemauan untuk menghasilkan karya berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI