Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebetulan Benarkah Terjadi Acak?

20 Juni 2019   21:49 Diperbarui: 20 Juni 2019   22:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nancy Thayer beranggapan kebetulan dan sinkronitas sebuah peristiwa yang perlu dimaknai | Dokumen: Lonerwolf/Apps The Law of Attraction

Dalam buku tersebut, seseorang diberikan pilihan untuk memaknai sebuah peristiwa yang nampak tak disengaja. Apakah ia memerhatikan peristiwa tersebut dan mengambil pesan dari kebetulan itu untuk panduan kehidupannya selanjutnya atau mengabaikannya.

Aku kemudian melakukan penelusuran acak antara kebetulan dan sinkronitas. Istilah ini dipopulerkan oleh Carl Gustav Jung. Ia beranggapan peristiwa yang nampak seperti kebetulan sebenarnya adalah sebuah sinkronitas, sebuah peristiwa yang terjadi karena waktu dan tempat yang tepat. 

Sinkronitas bisa terjadi lewat pertemuan dengan orang atau informasi lainnya melalui momen yang sulit dirunut secara linier. Biasanya ia adalah jawaban atas pertanyaan atau harapan atau memberikan panduan.

Apa hubungan sinkronitas dan kebetulan? | Dokumen: johnmyersart.com/pinterest
Apa hubungan sinkronitas dan kebetulan? | Dokumen: johnmyersart.com/pinterest
Saat terjadi sebuah kebetulan dan sinkronitas diharapkan seseorang berada dalam penuh kesadaran (mindfulnes) agar bisa memaknainya dan mengambil pesannya. 

Tapi memang saran tersebut tidak mudah dijalankan pada kita mengalaminya. Aku juga beberapa kali membiarkan peristiwa kebetulan itu sekedar momen acak yang menyenangkan

Mungkin ini bukan sebuah kebetulan aku tiba-tiba memilih topik ini untuk kutulis?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun