Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedotan "Stainless" dan Tas Lipat untuk Diet Plastik

10 Mei 2019   21:49 Diperbarui: 10 Mei 2019   22:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless yang bisa digunakan berkali-kali salah satu caraku mengurangi limbah plastik (dokpri)

Membeli dalam ukuran besar akan lebih mengurangi sampah daripada membeli ukuran kecil berkali-kali (dokpri)
Membeli dalam ukuran besar akan lebih mengurangi sampah daripada membeli ukuran kecil berkali-kali (dokpri)
Hingga saat ini aku juga punya kebiasaan unik mengumpulkan kemasan plastik seperti kemasan kopi dan mie instan. Dulu ada rencana untuk menjahitnya. Tapi yang baru terwujud baru melapisi dus untuk tempat pensil di rumah. Aku terinspirasi dari akademi menulis Kompasiana yang waktu itu mendatangi rumah daur ulang plastik. Mereka mengolahnya jadi tas yang elegan.

Membawa Tas Sendiri Bisa Mereduksi Plastik
Semalam aku menyaksikan tayangan bertemakan sampah di sebuah saluran televisi. Di tayangan tersebut terbukti jika aturan membayar kantung plastik mampu mereduksi sampah kantung plastik. Warga mulai terbiasa membawa kantung belanjaan sendiri.

Waktu masih lajang, aku suka mengumpulkan kantung plastik yang kudapatkan saat berbelanja. Kantung plastik itu kubersihkan dan kulipat kecil-kecil. Ketika jumlahnya sudah banyak aku membawanya saat berbelanja. Kantung plastik itu kubagikan ke pedagang di pasar secara cuma-cuma. Waktu itu pemikiranku sederhana, untuk memaksimalkan penggunaan plastik yang ada. Tapi cara ini memang kurang efektif.

Dulu Ibu suka membawa keranjang seperti keranjang piknik saat berbelanja ke pasar. Masa itu memang kantung plastik belum lazim. Pedagang banyak yang menggunakan kertas atau daun untuk membungkus barangnya. Nah, daun pisang itu kemudian digunakan lagi oleh nenek untuk alas setrika dan ketel yang masih panas.

Penggunaan kertas dan daun itu saat ini kurang lazim. Memang sih kurang efektif saat membeli ikan karena ikan basah dan amis. Dulu temenku memberi tips untuk membawa ember ketika belanja ikan. Wah kok ember, aku tertawa. Tapi idenya untuk mengurangi sampah plastik patut dipuji. Kalau kupikir-pikir boks makanan kedap udara lebih pas untuk dibawa saat berbelanja ikan, ayam, atau daging.

Aku belum melakukan untuk urusan membawa ember atau boks makanan kedap udara saat berbelanja makanan basah. Ini bisa menjadi PR-ku ke depan. Yang baru kulakukan saat ini termasuk pada bulan Ramadan yaitu membawa tas lipat.

Sekarang mulai tren memberikan oleh-oleh tas kain untuk berbelanja (dokpri)
Sekarang mulai tren memberikan oleh-oleh tas kain untuk berbelanja (dokpri)
Tas lipat ini berukuran mungil dan tipis. Tapi ketika dibuka maka berubah menjadi tas yang cukup besar dan bisa muat banyak. Aku bisa memasukkan susu, sirup, kopi, teh, dan banyak lagi saat berbelanja. Tas lipat ini bisa kupakai berulang. Jika kotor maka tinggal dicuci.

Menurutku kegiatan mengurangi sampah plastik ini harus ditanamkan ke masyarakat berbagai usia. Anak-anak juga bisa dilatih untuk mengurangi mengonsumsi makanan dan minuman berkemasan plastik. Saat bulan Ramadan ini bisa jadi awal untuk memulai kegiatan baik ini. Jika masih sering menggunakan plastik, maka ingatlah ada hewan yang tersiksa di luar sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun