Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Denda bagi Pengunjung yang Menyisakan Makanan

27 April 2019   19:23 Diperbarui: 29 April 2019   17:56 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ada di benakmu tentang tempat makan yang berkonsep "all you can eat"? Jika melihat tarif makan perorangnya yang lumayan mahal sepertinya sah-sah saja mengambil apa saja yang dihidangkan. Tapi kadang-kadang kita serakah dengan mengambil makanan melebihi daya tampung perut kita.

Mungkin benar kata orang bijak bahwa mata seringkali lebih mudah tergoda oleh makanan. Oleh karenanya ada istilah lapar mata.  Saat melihat makanan yang tampilannya menggoda, rasanya ingin semuanya dicobai dan disantap.

Mereka yang lapar mata kerap dijumpai di acara prasmanan. Hal ini juga ditemui di restoran dengan konsep makan sepuasnya. Dengan membayar sejumlah rupiah maka kita diperkenankan mengambil makanan dan menambahnya sepuasnya.

Saat itulah pengunjung seolah-olah diuji. Dengan kebebasan mengambil semua makanan dan menyantapnya ia diuji, apakah ia mempu mengendalikan dirinya atau tidak.

Makan sepuasnya sebaiknya jangan menyisakan makanan (dokpri)
Makan sepuasnya sebaiknya jangan menyisakan makanan (dokpri)
Aku sendiri awal-awal merasai konsep tempat makan "all you can eat" ingin mencobai semuanya. Melihat aneka puding aku pun ingin mengambil. Ada es krim aku juga ingin. Belum lagi kue-kue yang ikut-imut dan nampak lezat. Setelah itu baru menyesal dan merasa bersalah ketika melihat masih ada yang bersisa. Kadang-kadang aku memaksa diri untuk menghabiskannya. Lantas yang terjadi kemudian aku malah merasa eneg.

Menyisakan makanan memang kebiasaan yang kurang baik. Selain mubazir juga berkesan kurang empati karena masih banyak di luar sana yang kekurangan makanan. Memang sih hak pengunjung untuk mengambil dan menyantap makanan sepuasnya. Tapi alangkah lebih baik mengambil yang memang ia inginkan dan secukupnya.

Mungkin setelah mengamati kebiasaan pengunjung yang suka lapar mata dan menyisakan makanan, mulai bermunculan restoran "all you can eat" di Indonesia yang menerapkan sejumlah aturan. Di luar negeri aturan ini sudah banyak diterapkan, di Indonesia baru mulai diterapkan di beberapa restoran beberapa tahun terakhir.

Agar pengunjung bisa mengendalikan nafsu makannya maka ada yang membatasi durasi makannya, misalnya makan sepuasnya dibatasi hanya berlangsung satu atau dua jam. Ada pula yang menerapkan denda. Apabila masih ada makanan yang bersisa di meja maka pengunjung itu harus membayarnya dengan nilai yang besar pergramnya atau perpotongnya.

Aturan itu lumayan berhasil membuat pengunjung lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam mengambil makanan. Mereka jadi takut untuk menyisakan makanan karena nilai dendanya yang besar.

Kalau dipikir-pikir makan terlalu kenyang juga tak enak karena hasilnya malah eneg. Coba tagline-nya diubah jadi 'makan sepuasnya dan tetap nikmat', sehingga pengunjung hanya mengambil makanan yang disukainya secukupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun