Siapa bilang musik metal tidak bisa berkolaborasi dengan musisi genre lain? Ketika mendengarkan "Tiga Titik Hitam" aku kontan jatuh hati. Sebuah karya jempolan kolaborasi antara band beraliran metalcore bernama Burgerkill dan penyanyi band pop rock bersuara melodius, Andi Fadly Arifuddin alias Fadly "Padi".
Tembang "Tiga Titik Hitam" hingga saat ini kusematkan sebagai salah satu lagu beraliran cadas terbaik yang pernah kudengar. Lagu ini memiliki dinamika yang semakin memuncak. Dibuka dengan intro gitar, larik-larik puisi, diikuti dengan vokal Fadly yang syahdu. Lalu kemudian vokal Ivan Scumbag (alm) yang khas menjadi latar belakang. Lagu ini kemudian disisipi dengan solo gitar yang cepat, diikuti duet antara dua vokalis berbeda jenis suara.
Ya, "Tiga Titik Hitam" ini merupakan pertemuan pertama saya dengan band cadas asal Bandung ini. Lagu ini sukses membuat saya terkagum-kagum dan merenung.
Gaya bernyanyi Fadly di sini eksploratif. Di sini Fadly seolah-olah mengeluh, berbicara sendiri, juga menyuarakan rasa putus asanya. Fadly berhasil memberikan emosi dalam lagu ini.
"Tiga Titik Hitam" memiliki lirik yang bernas dan apik. Larik dalam baitnya juga berima. Puitis. Ini membuktikan band cadas juga tidak selalu asal-asalan dalam menyampaikan aspirasinya dalam wujud lirik. Coba simak liriknya di bawah ini.
Ketika semua bayang menjauh dari tubuh
Dan ketika semua angan enggan menyapa
Terbaring aku, terjebak aku
Di keheningan dalam ketiadaan
Kucoba cahayai ruang jiwa ini
Terus berharap dan terangi
Kucoba sembunyikan suara hati
Terus menampik dan berlari
Kutenggelam dalam kelam
Dan menjauh tanpa bayang
Kucoba menelan luka yang tak kunjung usai
Reff:
Teriakan namamu
Di kesunyian hatiku
Meraba, merangkul suryamu
Di kehangatan jiwamu
Saat kebenaran tak lagi bermakna
Aku tersandar dan terdiam
Kemana akan kubawa diriku pergi
Semakin jauh, semakin rapuh
Lepaskan diri, jatuh membusuk
Biarkan aku, hilang .. Muak !
Terluka aku, mencari
Makna lagunya bisa beragam bergantung pada intepretasi tiap pendengarnya. Ada yang menyebut lagu ini upaya pendekatan ke Tuhan. Ada pula yang memaknainya dengan perasaan lelah dan muak dengan realita yang tak banyak berpihak pada kebenaran. Video musiknya bisa disimak di sini.
Lagu ini masuk dalam album kedua Burgerkill berjudul "Berkarat" yang dirilis akhir tahun 2003. Tembang ini menjadi salah satu tembang Burgerkill yang populer. Album ini juga mendulang penghargaan ajang musik bergengsi AMI Award 2004 untuk kategori "best metal production".
Siapakah Burgerkill?
Aku sendiri sampai saat ini tak tahu banyak tentang band beraliran metalcore atau ada yang menyebutnya hardcore atau death metal. Band ini memang memiliki segmen pasar tersendiri. Lagu-lagunya tak banyak diputar di kanal-kanal mainstream. Namun, meski demikian kualitas dari band ini terakui. Band ini pernah mendapat kontrak label Sony Music Entertainment, namun kemudian terhenti karena perbedaan konsep bermusik. Saat ini mereka di bawah label mereka sendiri, Â Revolt Records.
Saat itu personelnya adalah Ivan Firmansyah alias Ivan Scumbag (alm), Kimung, Dadan, dan Ebenz. Seperti band pada umumnya terjadi gonta-ganti personel. Yang eksis saat ini yakni Vicky, Ebenz, Agung, Putra, dan Ramdan.
Awalnya mereka membuat album kompilasi. Sisi terang terjadi pada tahun 2000 dengan dirilisnya album perdana  bertajuk "Dua Sisi" di bawah label Riotic Records. Setelah album kedua yang sukses, mereka merilis "Beyond Coma and Despair" (2006) di bawah label Revolt Records. Album berikutnya adalah "Venomous"(2011) dan "Adamantine" (2018). Dua album terakhir ini diisi oleh Vicky sebagai vokalis.
Band ini kaya akan prestasi. Selain penghargaan AMI Award 2005, mereka juga mendapatkan nominasi "Band Independent Terbaik" dari majalah News Music pada tahun 2000, dan band terbaik oleh Rolling Stone Indonesia pada tahun 2007. Album mereka juga pernah diedarkan ke Australia dan mendapat sambutan hangat.
Omong-omong aku belum pernah menonton langsung aksi panggung Burgerkill. Oleh karenanya aku penasaran seberapa cadas tembang-tembang Burgerkill. Aku juga harap-harap cemas Burgerkill berkolaborasi dengan Padi ajang Synchronize Festival 2018 yang diadakan di Gambir Expo, Kemayoran 5-7 Oktober 2018.
Tentang tembang favorit Burgerkill, aku baru mendengar beberapa lagunya. "Tiga Titik Hitam" tentunya favorit. Lainnya adalah "Only The Strong" yang porsi instrumentalianya cukup panjang dan "Under The Scars" yang lagunya bikin mata terbuka. Oh ya mereka juga merilis musik video musik baru pada 7 Agustus 2018 berjudul "Superficial" yang masuk dalam album anyar mereka "Adamantine".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H