Olahragawan Indonesia berasal dari berbagai daerah. Dilekatkan oleh semangat persatuan dan nasionalisme, seluruh atlet dari berbagai daerah pun berupaya keras menunjukkan kemampuannya demi menyumbangkan medali bagi negeri. Meskipun mereka bertanding sekuat tenaga, mereka tak berharap pamrih.
Perjuangan mereka membuahkan hasil. Mereka menyumbangkan 11 medali emas,12 medali perak, dan 28 medali perunggu dari 372 medali yang diperebutkan. Olah raga bulutangkis dan balap sepeda menjadi lumbung perolehan medali.
Indonesia meraih posisi runner up dari 17 negara, di bawah Jepang. Sebuah prestasi hebat yang sayangnya sulit terulang pada masa kini. Tapi siapa tahu spirit 56 tahun silam memotivasi atlet-atlet untuk terus berjuang.
Dalam tur Napak Tilas Asian Gamwes 1962 yang diadakan Wisata Kreatif Jakarta aku mengetahui bahwa ada banyak bangunan yang didirikan dalam rangka menyambut Asian Games 1962. Bangunan-bangunan tersebut masih terpelihara dengan baik dan masih eksis hingga kini.
Pada masa itu dibangun Monumen Selamat Datang di Bundaran HI, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, Gelora Bung Karno, dan juga TVRI. Hemmm jika tidak ada Asian Games 1962 belum tentu hingga akhir tahun 1960-an Indonesia memiliki bangunan-bangunan tersebut.
Kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 1962 memang menyuntikkan semangat dan kepercayaan diri Indonesia sebagai tuan rumah dan negara yang memiliki atlet-atlet potensial. Namun, ajang ini ironisnya menuai  hukuman skors dari komite olimpiade (IOC) karena Presiden Soekarno melarang Israel dan Taiwan ikut serta dalam Asian Games 1962.
Hal tersebut kemudian mendorong Presiden Soekarno untuk menggagas even besar pesaing olimpiade.
Ganefo(Games of The New Emerging Forces) yang jarang dibahas dalam sejarah di sekolah-sekolah. Padahal,even Ganefo termasuk olah raga besar yang menyaingi olimpiade.