Kuraih semua mimpiÂ
Siapa bilang gak bisaÂ
Aku wanita yang beraniÂ
Siapa bilang gak bisa
Lagu #SiapaBilangGakBisa milik Anggun yang sekarang sering berkumandang di media digital dan radio ini memiliki irama yang ear-catchy dan lirik yang inspiratif. Ketika mendengar lagu ini dan melihat videonya, aku merasa termotivasi dan mendapat suntikan energi untuk raih mimpi.
Perempuan siapapun bisa meraih mimpinya, termasuk mereka yang memilih menjadi ibu rumah tangga, seperti kakakku. Meskipun waktunya lebih banyak di rumah, ia tetap memiliki asa dan kemauan untuk menjalankan hobinya yang mendatangkan pundi-pundi uang.
Dari Staf Perusahaan Multinasional Menjadi Ibu Rumah Tangga
Kakakku setelah mengantar kedua puterinya ke sekolah, asyik memindahkan pola ke selembar kain. Ia kini punya mainan baru, belajar menjahit. Beberapa bulan lalu ia membeli mesin jahit portable yang ringan dan mudah dibawa kesana kemari.Â
Awalnya ia ragu apakah ia bisa membuat sebuah pakaian tanpa pernah kursus sama sekali. Rupanya tak perlu waktu lama ia pun mampu membuat pakaian sendiri. Memang sih modelnya sederhana dan jahitannya masih belum rapi. Ia masih belum mahir. Tapi dengan telaten, ia terus berlatih. Baju keduanya pun jadi.
Tak pernah terbesit oleh kakakku untuk berwirausaha di bidang kreatif. Dulu ia pekerja kantoran di sebuah perusahaan multicompany. Jabatannya pun sebenarnya sudah lumayan tinggi.Â
Namun, karena anak pertamanya sakit-sakitan, ia pun harus memilih yang lebih prioritas. Maka ia pun kemudian melepaskan pekerjaannya. Apalagi, ia kemudian berpindah tempat tinggal, sehingga makin jauh dari tempat kerjanya.
Ketika masih kuliah ia memang aktif di komunitas yang suka utak-atik kerajinan tangan. Dari kertas bekas, lahir sejumlah benda-benda cantik menarik dan bernilai jual. Ada pigura, tempat pensil, album foto, tempat menyimpan kartu nama, dan sebagainya. Waktu itu aku sempat diajarinya dan ternyata tidak mudah.
Belajar Sesuatu yang Baru dan Kemudian Jadi Sumber Pendapatan Baru
Ia memang kreatif dan berbakat dalam bidang seni. Setelah melihat-lihat berbagai buku kerajinan tangan dan melihat video pembuatan berbagai kerajinan tangan, ia menjatuhkan pilihan kepada kerajinan flanel.Â
Dari kain flanel maka bisa dibuat beragam barang yang lucu-lucu, menarik, dan menggemaskan. Yang banyak dipesan itu seperti boneka flanel pernikahan, toples hias, dan boneka karakter mungil, juga peraga untuk anak TK dan SD.
"Dapat idenya dari mana nih?" Bibirnya berkerut memikirkan jawaban. Â Idenya bisa dari mana saja, bisa dari kedua anaknya, ataupun juga dari kebiasaannya menonton film animasi. Banyak juga yang idenya dari si pemesan. "Pernah ada yang ingin boneka para anggota salah satu boyband hits asal Korea," jelasnya.
Setelah bertahun-tahun berkutat di bidang kerajinan kain flanel, ia bosan dan kemudian mencoba mempelajari sesuatu yang baru. Siapa bilang nggak bisa? Ia sepertinya terinspirasi dari single anyar milik Anggun, yang berjudul Siapa Bilang Gak Bisa. Jangan takut untuk mencoba, demikian pesan Anggun dalam lagu tersebut.
Rupanya asal ada kemauan, tekat, dan juga sikap pantang menyerah, maka siapa saja bisa menguasai bidang yang baru. Kakakku pun mulai rajin berburu kain dengan motif lucu-lucu. Ia juga berlatih membuat pola dan membuat jahitan yang rapi.Â
Setelah mengantar anaknya ke sekolah maka ia pun bergelut dengan mainan barunya, hingga waktunya tiba menyiapkan makan siang. Sejauh ini mainan barunya belum banyak menghasilkan uang, namun ia tetap merasa senang karena dapat melakukan hobinya sambil tetap mengurusi keluarga kecilnya.
Ketika perempuan bermetamorfosis menjadi wanita dewasa maka ia pun siap untuk mengemban multiperan. Ia menjelma menjadi wanita karier dari pagi hingga petang, kemudian berganti peran setiba di rumah.Â
Apabila di tempat kerja ia menjadi staf atau malah sebagai pejabat, maka di dalam keluarga ia bisa menjadi sosok anak perempuan, kakak ataupun adik, istri sekaligus ibu dari putra-putrinya. Belum lagi jika ia aktif di lingkungan rumah tinggal dan komunitas. Hemmm banyak juga ya peran seorang wanita.
Kakakku salah satu contoh dari kaum hawa yang multiperan. Masih banyak kaum hawa di sekelilingku yang senang dan bahagia mendapatkan kesempatan menjadi perempuan yang aktif berkarya. Bagi mereka selama bisa menyeimbangkan diri antara tugas sebagai istri dan ibu sekaligus sebagai wanita aktif, maka mereka bisa mengaktualisasikan dirinya dan merasa bahagia.
Perempuan Siapapun Berhak Mengaktualisasikan Dirinya
Menjadi wanita aktif itu  tidak harus bekerja kantoran. Waktunya pun tidak harus bekerja penuh waktu. Wanita bisa memilih jadi apa saja untuk mengaktualisasikan dirinya dan meraih kebahagiaannya. Memang karena wanita itu multiperan dan makhluk sosial maka ia tidak bisa hanya memikirkan dirinya, ia memiliki pertimbangan untuk keluarga kecilnya, keluarga besarnya, dan lingkungan tetap tinggalnya.
Apakah wanita bisa tetap meraih mimpinya sambil tetap mengurusi keluarganya? Siapa bilang nggak bisa.
Setiap wanita punya potensi diri yang unik. Terkadang potensi diri tersebut terabaikan atau tidak disadarinya. Baru ketika ia dalam keadaan terdesak atau merasa sangat ingin meraih mimpinya maka potensi itu hadir dan memberinya kekuatan.Â
Kadang-kadang potensi itu baru disadarinya ketika pihak lain mengakui dan memujinya. Oleh karenanya tak heran jika kemudian kita mendengar berita ada ibu rumah tangga bernama Sussane Ng yang sukses dengan cake-cake chiffon hias lucunya yang seperti boneka. Ada juga kisah ibu rumah tangga J.K. Rowling yang pandai membuat kisah dongeng hingga laris manis difilmkan. Ada juga kisah sukses Feni Nurdiani dengan siomaynya.
Aku sendiri merasa terinspirasi ketika mendengar tembang Siapa Bilang Gak Bisa milik Anggun. Lagu itu begitu energik dan memompa semangat. Asyik didengarkan saat pagi hari untuk menyambut pekerjaan hari tersebut.
Aku seperti dalam lirik lagu tersebut, menjadi wanita karier dan juga seorang istri. Aku merasa diingatkan dalam lirik tersebut agar tetap berpikir dengan hati dalam membuat keputusan penting.
Ketika mendengar lagu perempuan yang kini tinggal di Prancis ini, aku diingatkan akan sejumlah harapan dan dilemaku. Dulu aku merasa harus memilih antara menjadi penulis atau bekerja di bidang teknologi informasi.Â
Kupikir keduanya adalah sesuatu yang berbeda, satu melibatkan emosi dan rasa. lainnya mengandalkan sisi logis. Ketika mencoba melakukan dua aktivitas tersebut, aku merasa kewalahan membagi waktu, di satu sisi aku merasa tertantang.Â
Lambat laun namun pasti, akhirnya aku menemukan cara melakukan keduanya dengan seimbang. Dua sisi yang seolah-olah berbeda tersebut,kini berdampingan secara harmonis. Aku bakal kangen menulis jika sudah lama vakum, demikian pula ketika aku sudah lama tidak memutakhirkan pengetahuanku di bidang Teknologi Informasi.
Berkarier di Bidang TI, Aktif Menulis dan Berkomunitas, Siapa Bilang Gak Bisa?
Kini aku ingin menggapai cita-cita lebih tinggi, melanjutkan kembali pendidikanku yang sempat tertunda. Apakah aku mampu tetap rajin menulis, aktif di komunitas film Kompasiana (KOMiK), bekerja sembari melanjutkan pendidikan?
Aku ingin raih semua impian. Meraih gelar doktor bukan lagi sekedar angan-angan, aku harus berani untuk menggapai cita-citaku tersebut. Dan kali ini jangan sampai tertunda lagi.
Nah apabila  Kalian punya mimpi, maka jangan ragu untuk mewujudkannya. Setiap wanita bisa jadi apa saja dan berhak untuk gapai cita-citanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H