Petang hari jelang matahari terbenam, pantai pun jadi tempat favorit. Tak perlu menyiapkan kendaraan atau pun jauh-jauh berjalan kaki karena Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung memiliki pantai pribadi.
Aku asyik berjalan kaki menyusuri pantai. Pasirnya begitu halus ketika bersentuhan dengan kaki. Laut telah mulai pasang sehingga luasan pantai nampak menyempit. Bahkan ayunan di pantai nampak terendam air laut sehingga hanya menyisahkan setengah permukaannya.
Petang hari di pantai menunggu matahari terbenam selalu terasa romantis. Sayangnya aku tidak sedang bersama pasangan, melainkan kawan-kawan satu kantorku. Setelah seharian bermain di pantai-pantai Belitung, kami beristirahat sejenak di hotel sambil menunggu makan malam tiba untuk bersantap seafood sepuasnya.
Matahari telah terbenam dan langit mulai gelap. Sebagian mulai kembali ke kamar untuk bersiap makan malam. Ada pula yang memilih asyik berenang di kolam renang di depan hotel, atau sekedar duduk di lobi menikmati sisa hari.
Menikmati Sajian Tradisional Belitung
Pagi hari langit begitu bersih. Air laut masih surut sehingga pantai jadi meluas hingga ke tengah laut. Pemandangannya jadi begitu berbeda seperti yang kulihat kemarin.
Ada banyak pilihan kegiatan yang bisa dilakukan saat pagi hari. Mau berenang di kolam atau bermain di pantai? Atau bersepeda berkeliling di sekitar hotel? Atau juga bisa nge-gym atau berlari di pantai. Ingin bersantai di balkon dengan bersandar pada kursi yang empuk dan menikmati pemandangan dari atas juga sah-sah saja.
Dari makanan berat yang mewakili Belitung adalah mie Belitung. Mie kuning dengan tambahan kentang, tahu, mentimun, tauge dengan kuah seafood yang dikentalkan dengan tepung sagu. Menurutku rasanya sedikit mirip dengan mie ongklok Wonosobo hanya kuahnya yang beda karena menggunakan udang.
Menu lainnya yang dihidangkan ada selada mie, nasi kuning dan teman-temannya, juga bubur ayam. Sayangnya menu Gangan sedang tidak ada. Sedangkan kue-kuenya ada wajik, kue bugis, dan kue lapis.
Waktunya sarapan.
Aku mengambil kue wajik yang lengket dan manis, kemudian kue lapis yang legitnya pas. Ada jus kiwi yang asamnya sedap. Baru kemudian aku menyantap makanan yang berat.
Kalau diperhatikan memang bangunannya masih baru dengan desain balkon yang unik. Tempat ini nyaman bagi mereka yang ingin berlibur maksimal di Belitung karena bisa langsung bermain pantai sejak bangun tidur.
Usai sarapan aku menikmati berjalan di pantai yang airnya surut. Wah bulan Juli memang puncak musim kemarau. Hawa gerah dan sengatan matahari begitu terik menusuk.
Meski demikian aku nggak kapok kalau suatu saat ada kali ketiga dan kali seterusnya ke Belitung. Siapa tahu menginapnya juga di Santika Belitung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H