Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bangun Tidur Bisa Langsung ke Pantai di Santika Belitung

5 Agustus 2018   21:22 Diperbarui: 5 Agustus 2018   21:53 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantainya airnya surut (dokpri)

Petang hari jelang matahari terbenam, pantai pun jadi tempat favorit. Tak perlu menyiapkan kendaraan atau pun jauh-jauh berjalan kaki karena Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung memiliki pantai pribadi.

Aku asyik berjalan kaki menyusuri pantai. Pasirnya begitu halus ketika bersentuhan dengan kaki. Laut telah mulai pasang sehingga luasan pantai nampak menyempit. Bahkan ayunan di pantai nampak terendam air laut sehingga hanya menyisahkan setengah permukaannya.

Petang hari di pantai menunggu matahari terbenam selalu terasa romantis. Sayangnya aku tidak sedang bersama pasangan, melainkan kawan-kawan satu kantorku. Setelah seharian bermain di pantai-pantai Belitung, kami beristirahat sejenak di hotel sambil menunggu makan malam tiba untuk bersantap seafood sepuasnya.

Sore-sore main ke pantai (dokpri)
Sore-sore main ke pantai (dokpri)
Langit semakin keemasan di bagian barat. Proses terbenamnya sang surya kali ini sedang tidak terlalu sempurna,namun tetap indah. Pada momen-momen matahari terbenam seperti ini aku selalu merasa ada sesuatu yang menggugah dan membuatku terharu. Momen dramatis yang terjadi setiap hari namun sering tak kusadari.

Matahari telah terbenam dan langit mulai gelap. Sebagian mulai kembali ke kamar untuk bersiap makan malam. Ada pula yang memilih asyik berenang di kolam renang di depan hotel, atau sekedar duduk di lobi menikmati sisa hari.

Momen matahari terbenam seolah-olah magis (dokpri)
Momen matahari terbenam seolah-olah magis (dokpri)
Usai makan malam, masih ada yang belum puas berenang. Aku memilih bergeletakan di kasur sembari memilih-milih saluran televisi. Saluran musik adalah favoritku. Sepertinya aku terninabobokan oleh lagu-lagu dari Natgeo Music hingga pagi.

Menikmati Sajian Tradisional Belitung

Pagi hari langit begitu bersih. Air laut masih surut sehingga pantai jadi meluas hingga ke tengah laut. Pemandangannya jadi begitu berbeda seperti yang kulihat kemarin.

Ada banyak pilihan kegiatan yang bisa dilakukan saat pagi hari. Mau berenang di kolam atau bermain di pantai? Atau bersepeda berkeliling di sekitar hotel? Atau juga bisa nge-gym atau berlari di pantai. Ingin bersantai di balkon dengan bersandar pada kursi yang empuk dan menikmati pemandangan dari atas juga sah-sah saja.

Pantainya airnya surut (dokpri)
Pantainya airnya surut (dokpri)
Pagi hari waktunya sarapan pagi. Yang seru apabila menginap di jaringan hotel Santika adalah menunya yang sebagian adalah makanan tradisional, baik makanan berat maupun kudapannya.

Dari makanan berat yang mewakili Belitung adalah mie Belitung. Mie kuning dengan tambahan kentang, tahu, mentimun, tauge dengan kuah seafood yang dikentalkan dengan tepung sagu. Menurutku rasanya sedikit mirip dengan mie ongklok Wonosobo hanya kuahnya yang beda karena menggunakan udang.

Menu lainnya yang dihidangkan ada selada mie, nasi kuning dan teman-temannya, juga bubur ayam. Sayangnya menu Gangan sedang tidak ada. Sedangkan kue-kuenya ada wajik, kue bugis, dan kue lapis.

Waktunya sarapan.

Aku mengambil kue wajik yang lengket dan manis, kemudian kue lapis yang legitnya pas. Ada jus kiwi yang asamnya sedap. Baru kemudian aku menyantap makanan yang berat.

Mie Belitung patut dicoba (dokpri)
Mie Belitung patut dicoba (dokpri)
Setelah bersantap aku mengobrol sejenak dengan petugas restoran. Wah ternyata hotel Santika Belitung yang berada di Dusun Ulu Sijuk ini masih baru dan belum genap berusia setahun.

Kalau diperhatikan memang bangunannya masih baru dengan desain balkon yang unik. Tempat ini nyaman bagi mereka yang ingin berlibur maksimal di Belitung karena bisa langsung bermain pantai sejak bangun tidur.

Usai sarapan aku menikmati berjalan di pantai yang airnya surut. Wah bulan Juli memang puncak musim kemarau. Hawa gerah dan sengatan matahari begitu terik menusuk.

Meski demikian aku nggak kapok kalau suatu saat ada kali ketiga dan kali seterusnya ke Belitung. Siapa tahu menginapnya juga di Santika Belitung.

Pagi hari di bulan Juli matahari sudah terik (dokpri)
Pagi hari di bulan Juli matahari sudah terik (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun