Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Asyiknya Berkomunitas, Wadah Energi Baik Terkumpul dan Tersalurkan

31 Juli 2018   23:58 Diperbarui: 1 Agustus 2018   00:12 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMiK berharap lebih banyak memberikan kontribusi ke perfilman nasional (dokpri)

"Mbakyu jadi admin KOMiK yuk, kan sering nulis tentang perfilman,". Sebuah pesan tawaran menjadi admin dari Pak Agung Handoyo masuk melalui aplikasi chatting. Aku membacanya perlahan-lahan. Saat itu aku masih bergabung di sebuah grup perfilman juga namun lebih terfokus ke media daring, bukan sebuah komunitas. Ketika aku merasa media daring perfilman tersebut situasinya mulai kurang kondusif, aku pun melepaskannya dan kemudian memutuskan aktif di komunitas KOMiK.

Ada yang belum tahu KOMiK? KOMiK itu merupakan komunitas kompasianer pecinta film. Ia merupakan kepanjangan dari Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub. Komunitas ini berdiri sejak bulan Agustus 2014. Jadinya usianya sebentar lagi akan genap empat tahun.

Aku sendiri memilih bergabung menjadi anggota KOMiK karena merupakan penggemar film dan suka apabila dapat nonton gratis. Aku pun awalnya termasuk yang milih-milih film sehingga hanya menonton film yang kusuka serta jadwal dan filmnya oke. Selain KOMiK aku juga bergabung dengan beberapa komunitas lainnya, namun hanya aktif sebagai anggota.

Rupanya menjadi pengelola atau pengurus itu tidak sama dengan sekedar menjadi anggota. Jika saat menjadi anggota aku tahunya 'beres' dan bisa memilih film apa yang ingin kutonton. Sedangkan ketika menjadi pengelola alias admin agak lebih 'ribet' karena ada pekerjaan tambahan, seperti merencanakan program tahunan, kemudian mengelola daftar peserta setiap even. 

Selain itu sebagai pengelola, kami diharapkan dapat memahami karakter anggota. Mana anggota yang bandel hanya suka menonton tanpa memberikan ulasan atau yang lebih parah hanya daftar tapi tidak kelihatan batang hidungnya. Di suatu waktu kami pun merencanakan kira-kira even mana yang disukai dan kiranya dapat memberikan manfaat bagi anggota.

Ada berbagai suka duka kualami saat menjadi pengelola KOMiK. Beberapa pihak ketiga ada yang keheranan dengan pemilihan nama KOMiK karena lebih mengarah ke jenis karya fiksi. Ada pihak ketiga yang 'royal' tapi ada pula yang hanya memberikan fasilitas minim. Ada juga yang terkesan ragu dan curiga pada KOMiK ketika aku menyampaikan email permohonan kerja sama, padahal kami mengajukan kuota untuk sebuah even gratis dengan dibarter ulasan, tanpa minta fasilitas lebih.

Hore bisa berfoto dengan neko bus dan Totoro, karakter favoritku di Ghibli (dokpri)
Hore bisa berfoto dengan neko bus dan Totoro, karakter favoritku di Ghibli (dokpri)
Mewakili KOMiK bisa menyaksikan even Festival Film Bandung bersama teman-teman dari komunitas FFB (dok. FFB)
Mewakili KOMiK bisa menyaksikan even Festival Film Bandung bersama teman-teman dari komunitas FFB (dok. FFB)
Namun, kebanyakan sih aku merasakan sukanya selama bergabung di KOMiK. Jaringan pergaulanku jadi lebih luas dan aku bisa lebih memahami karakter tiap orang baik pihak ketiga yang bekerja sama dengan kami maupun karakter sebagian anggota yang sering mengikuti even KOMiK. Aku juga pernah lho merasakan jadi moderator dan pembawa acara even KOMIk. Deg-degannya itu lho sampai bikin susah tidur semalaman. Tapi berkat sempat merasakan jadi pembawa acara tersebut, bekal kepercayaan diriku meningkat.

Tahun ini sudah tahun keduaku menjadi admin KOMiK. Tahun pertama aku dan Pak Agung Han mengelola KOMiK bersama-sama Dina Mardiana, kemudian di triwulan terakhir kami mengajak Yogi Setiawan karena ayah Dina sedang sakit. Oleh karena Dina tahun ini kembali bekerja di Prancis maka kami pun merekrut admin baru, yakni Noval Kurniadi dan Linda Erlina.

Berbeda pengelola berbeda rasa dan nuansa. Bagi yang sering mengikuti nobar dan even KOMiK tentu bisa merasakan perbedaan nuansa tersebut. Saat KOMiK baru berdiri, ketika Pak Agung mengelolanya sendirian, dan ketika kami menjadi sebuah tim masing-masing memiliki atmosfer yang berbeda. Saat ini KOMiK lebih banyak diisi oleh yang muda-muda. Kami sadar perlunya regenerasi dan komitmen agar KOMiK tetap eksis mewarnai Kompasiana dan dunia perfilman nasional pada umumnya.

Mengadakan Ngobrol di Palmerah dan Memperkenalkan Komunitas Pembuat Film Pendek Freaaktivitas (dokpri)
Mengadakan Ngobrol di Palmerah dan Memperkenalkan Komunitas Pembuat Film Pendek Freaaktivitas (dokpri)
Memang sih saat ini kontribusi KOMiK ke jagat perfilman nasional masih terbilang minim. Kami masih lebih sering mengulas film yang akan dan sedang tayang. Kami jarang memberikan analisis tentang kondisi perfilman nasional. Komunitas film indie yang kami promosikan juga masih minim, baru sebatas Freeaktivitas dan Yayasan Prasasti Perdamaian-Gen KTP (Generasi Kritis, Terbuka, emPati). Sebenarnya ada banyak rencana di pikiran. Aku yakin suatu saat beberapa rencana itu terlaksana karena jumlah admin yang lebih banyak dan anggota KOMiK yang makin solid.

Komunitas Bikin Antusias dan Bisa Jadi Wadah Mengumpulkan dan Menyalurkan Energi Baik

Aku sejak kecil sebenarnya suka berkomunitas, terutama yang memiliki kesamaan minat dan hobi. Saat berkomunitas biasanya tidak hanya suka-suka, tapi ada energi baik yang kudapatkan, semangat dan keinginan untuk berbuat lebih dan lebih, juga niatan dan aksi untuk memberikan kontribusi ke masyarakat sekeliling.

Waktu SMP aku sempat bergabung dengan remaja masjid. Dalam komunitas Remas ini aku banyak mendapat asupan wawasan tentang keagamaan juga melakukan kegiatan yang bersifat sosial. Kami mengadakan bakti sosial dan kemudian menyalurkannya ke yang berhak. Gara-gara dulu sempat aktif di kelompok tersebut, aku pernah menjadi wakil sekolah untuk mengikuti lomba cerdas cermas agama tingkat SMP di Malang. Syukurlah waktu itu sempat menembus juara ketiga.

Ketika SMA, aku bergabung dengan kelompok teater. Di kelompok ini aku mulai belajar tentang berakting dan memahami karakter sekeliling. Kelompok teater ini memberiku suntikan kepercayaan diri dan membuatku lebih mampu bersimpati dan berempati ke masyarakat sekeliling.

Selanjutnya ketika di bangku perkuliahan, aku menikmati bergabung di beberapa UKM dan juga aktif di himpunan kemahasiswaan. Waktu itu aku bergabung dengan kelompok fotografi, paduan suara mahasiswa, dan koperasi mahasiswa. Dari situ aku merasakan energi baik, yang bermanfaat bagiku dan bagi sekelilingku.

Tontonan alternatif juga KOMiK cicipi, seperti peluncuran buku dan screening film Mencari Terang (dokpri)
Tontonan alternatif juga KOMiK cicipi, seperti peluncuran buku dan screening film Mencari Terang (dokpri)
Ketika aku sudah terjun di dunia kerja, aku tak banyak aktif di komunitas, lebih banyak sebagai anggota pasif. Aku pernah bergabung di komunitas penggiat woman self defence untuk menumbuhkan keberanian wanita menghadapi ancaman di sekelilingnya, juga pernah bergabung di kelompok traveler yang suka menjadi host bagi wisatawan dalam negeri dan luar negeri, baik sekedar menemani jalan-jalan dan memberikan informasi, atau hingga memberinya tempat menginap. 

Dalam kelompok traveler tersebut aku belajar menyalurkan energi baik, mempromosikan daerah dan memberikan bantuan secara cuma-cuma kepada traveler yang membantu. Dan ternyata energi baik itu kemudian kembali padaku. Ketika aku berada di negeri orang, orang-orang yang sebelumnya tak kukenal dalam kelompok traveler ini membantuku dengan sukarela. Ya, energi baik itu kekal, ia bisa diregenerasi dan tak mati.

Sama halnya yang kurasakan ketika aktif berkiprah di KOMiK. Aku merasakan energi baiknya. Aku menjadi lebih terbuka dan berpandangan positif. Aku merasa tidak sendirian dan bisa berbagi tentang ideku ke kawan-kawan. Sebagian di antaranya terlaksana.

Ada banyak film Indonesia di pasaran, mana yang baik sebaiknya dipromosikan lebih oleh KOMiK agar semakin eksis (dokpri)
Ada banyak film Indonesia di pasaran, mana yang baik sebaiknya dipromosikan lebih oleh KOMiK agar semakin eksis (dokpri)
Dalam sebuah komunitas, karena minat dan tujuannya sama, maka energi itu terkumpul menjadi sesuatu yang solid dan besar. Ketika energi itu diarahkan ke hal-hal yang bersifat positif, maka kurasa kontribusinya baik ke anggota, pengelola, dan lingkungan sekeliling akan besar.

Saat ini masih banyak gagasan dalam KOMiK, seperti membuat kelas membuat skenario film. Realitanya industri film dan layar TV perlu banyak skenario positif. Siapa tahu dari KOMiK lahir para penulis skenario untuk acara TV dan film yang positif dan memberikan manfaat bagi mereka yang menontonnya.

Gagasan positif, anggota satu minat dan tujuan, kumpulan energi baik, dan atmosfer komunitas yang mendukung merupakan ekosistem yang bertumbuhan di era digital ini. Jika komunitas positif ini terus diberdayakan, maka akan semakin banyak energi baik dan kontributif bagi masyarakat dan daerah sekelilingnya.

KOMiK berharap lebih banyak memberikan kontribusi ke perfilman nasional (dokpri)
KOMiK berharap lebih banyak memberikan kontribusi ke perfilman nasional (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun