Kemudian, ia didorong untuk membuka homestay karena peluang bisnis pariwisata di Banyuwangi yang makin legit.
Mereka mencemaskan dampak buruk keberadaan wisatawan di lingkungan mereka, terutama pengaruh pergaulan bebas dan minuman keras.
Baru kemudian ada kesepakatan yakni warung-warung dan homestay tidak menyediakan minuman keras.
Setelah empat tahun berjalan kekuatiran itu tidak terbukti, kehadiran wisatawan malah membantu mendongkrak perekonomian warga setempat.
Apalagi kawasan mereka strategis karena berada di dekat stasoun kereta. Perekonomian pun semakin hidup.
"Sudah balik modal?" tanyaku. Ia mengangguk. Bahkan, sudah untung, lanjut ia sambil tertawa lebar.
Sejak memulai empat tahun lalu, homestay milik Agus kini sudah memiliki 14 kamar, penyewaan kendaraan juga laris, para wisatawan juga banyak yang menggunakan jasa turnya.
"Rencananya ke depan saya akan membuka homestay dengan model bangunan yang unik," jelasnya optimis.
Tetapi ia menerangkan, yang favorit itu Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran. Paket wisata lainnya yaitu Pulau Merah, Pantai Sukomade, Plengkung, G-Land, Alas Purwo, dan sebagainya.