Suatu saat aku dan kakak mengubah strategi. Kami tidak memberi salam tempel dalam bentuk uang, melainkan paket alat tulis yang kami kemas seperti parcel mini. Kami patungan membeli alat-alat tulis yang terdiri dari pulpen, pensil, penggaris, dan kotak pensip lucu-lucu. Eh ternyata sepupu dan keponakan kami kurang antusias sehingga proyek ini tak kami lanjutkan.
Tahun ini aku belum membuat amplopnya. Sedangkan kakak kulihat sudah memamerkan desain amplopnya yang lucu-lucu di instagramnya. Ia membuatnya sendiri dari kertas origami. Wah kayaknya setiba di Malang nanti aku berburu kertas kado deh. Tapi jika tak sempat ya terpaksa pakai amplop putih biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H