Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hadirnya Bandara Maratua Bikin Perjalanan Menuju Derawan Makin Singkat

20 Mei 2018   00:54 Diperbarui: 20 Mei 2018   16:28 3506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asyiknya menikmati pantai sambil menunggu matahari terbenam (dokpri)

Derawan menjadi salah satu destinasi wisata di Kalimantan Timur yang populer. Tempat ini memang menawarkan spot snorkelling dan diving yang ciamik. Selain itu, juga ada gosong yang cantik. Dulu aku menghabiskan waktu kurang lebih 12 jam menuju tempat wisata ini. Kini, dengan kehadiran Bandara Maratua maka waktu perjalanan pun terpangkas.

Pulau Derawan membuatku penasaran. Kawan-kawan pecinta travelling bercerita jika pantai di pulau ini begitu putih bak di iklan-iklan pantai luar negeri. Keindahan bawah lautnya juga jempolan. Wuidih aku pun menjadikan Derawan sebagai salah satu tempat wisata yang ingin kukunjungi. Rasa inginku menuju ke sana makin tak terbendung ketika melihat pulau ini juga diulas di Lonely Planet Indonesia yang kubeli tahun 2008.

Akhirnya baru tahun 2011 aku berhasil menuju ke sana. Aku dan empat kawanku berangkat dari Jakarta saat matahari baru terbit. Tujuan kami adalah ke Bandara Internasional Juwata di Tarakan. Karena kami menghemat biaya maka kami pun memilih penerbangan transit di Bandara Sultan Aji Muhammad Sepinggan, Balikpapan. Ya tak apa-apalah toh transitnya hanya satu jam-an.

Ketika tiba di Tarakan matahari sudah tinggi. Kami pun makan siang dan beristirahat sejenak sebelum kemudian berangkat menuju pelabuhan. Perjalanan dengan mobil terasa cukup lama sehingga membuatku agak mengantuk. Mungkin gara-gara aku sudah tak sabaran Tapi ketika baru mulai tertidur, eh sudah tiba.

Pantai yang putih dan berpasir lembut di sebuah gosong di Derawan (dokpri)
Pantai yang putih dan berpasir lembut di sebuah gosong di Derawan (dokpri)
Dari perjalanan udara, kemudian berganti perjalanan darat, diakhiri dengan perjalanan laut dengan speed boat. Lengkap deh. Saat hampir tiba di pulau Derawan matahari mulai berwarna jingga. Kami pun tiba disambut matahari terbenam.

Waktu seharian itu terasa terbuang begitu saja. Kami sudah lelah ketika tiba di penginapan. Waktu yang tersisa kami gunakan untuk membersihkan badan, melihat dengan diam proses persalinan ibu penyu, dan menonton pelepasan anak penyu. Melihat anak penyu itu aku jadi teringat dengan kenanganku di Ujung Genteng sekitar tahun 2008. 

Waktu itu aku juga melihat ibu penyu yang melahirkan. Di tempat itu juga aku mendengar kali pertama tentang Derawan. Wah ternyata mimpi itu benar-benar bisa terwujud, meskipun waktunya bisa cepat atau lambat.

Selama di Derawan ada banyak hal yang kami lakukan. Sejak pagi kami berenang dengan ibu penyu, kemudian disusul berenang dengan ubur-ubur lucu di Danau Kakaban, kemudian snorkeling hingga puas di sekitar Maratua.

Eh saat leyeh-leyeh sejenak menunggu kawan yang diving, ikan pari besar alias manta datang. Wow aku takjub melihat manta dari dekat. Luar biasa.

Ada makam patung kuda di pulau Derawan (dokpri)
Ada makam patung kuda di pulau Derawan (dokpri)
Setelah makan siang aku kemudian menjelajah pulau Derawan. Di sana ada makam, kantor polisi, TPI, pantai-pantai yang sepi dan penginapan. Kami menjumpai rangka ikan hiu sekitar dua meteran. Ikan besar ini memang ada di perairan sekitar Derawan tapi rata-rata tidak mengganggu manusia.

Oh ya pulau Derawan termasuk kecil, sehingga selama sejam kemudian kami sudah selesai berkeliling.

Sore harinya kami lanjut berkeliling. Tujuannya ke gosong. Gosong ini pulau kecil berpasir putih yang bakal tak terlihat saat air pasang.

Asyiknya menikmati pantai sambil menunggu matahari terbenam (dokpri)
Asyiknya menikmati pantai sambil menunggu matahari terbenam (dokpri)
Wah pantai ini memang sungguh indah. Pasirnya sungguh-sungguh putih dan lembut. Tapi aku jadi berhati-hati di sini ketika dikabari ada ubur-ubur yang berbahaya, bisa menyengat. Sisa hari itu kami nikmati dengan bermain di pantai sambil menunggu surya tenggelam.

Kunjungan ke Derawan yang kuingat adalah panorama bawah lautnya yang menawan, manta yang menakjubkan, dan gosong yang indah. Tentunya juga perjalanannya yang cukup panjang.

Aku bertemu dengan kawan-kawan baru di sini, menikmati wisata bahari (dokpri)
Aku bertemu dengan kawan-kawan baru di sini, menikmati wisata bahari (dokpri)
Tapi itu dulu.

Kini dengan adanya Bandara Maratua maka perjalanan akan bisa dipangkas berjam-jam. Bandara Maratua ini direncanakan diresmikan tahun 2018 tapi sudah digunakan sejak Juni tahun 2017. Panjang landas pacunya adalah 1600 kali 30 meter. 

Saat ini maskapai yang beroperasi menuju bandara ini adalah Garuda Indonesia, Wings Air dan pesawat carteran lainnya jenis ATR 72 dari bandara Balikpapan, Berau, ataupun Tarakan. 

Bandara Maratua tinggal menunggu diresmikan setelah lebih dari delapan tahun digagas (sumber: tribunnews)
Bandara Maratua tinggal menunggu diresmikan setelah lebih dari delapan tahun digagas (sumber: tribunnews)
Aku baru tahu keberadaan bandara ini pada saat akademi menulis bersama Dinas Perhubungan bulan Maret silam. Saat itu mereka menunjukkan video tentang pembukaan bandara Maratua tersebut

Dengan adanya bandara ini maka setelah tiba di bandara maka tidak perlu waktu lama bisa langsung nyebur deh. Waktu pun tak terbuang banyak untuk perjalanan. Jika dulunya bisa sekitar 12 jam dari Jakarta hingga Derawan. Maka dengan adanya bandara ini perjalanan Jakarta ke Maratua kurang dari lima jam. Dari Tarakan ke Maratua dengan pesawat hanya sekitar setengah jam. 

Jarak Maratua ke Derawan sendiri tidak jauh, seingatku hanya berkisar dua jam dengan speed boat. Tapi hal ini bisa disiasati. Hari pertama bisa dipuas-puaskan snorkeling di Maratua dan menikmati kultur suku Bajo. Baru hari selanjutnya lanjut island hoping alias jelajah pulau-pulau sekitar Maratua dan Derawan, termasuk ke Danau Kakaban yang kehadiran ubur-uburnya hanya ada dua di dunia.

Kehadiran bandara ini akan meningkatkan perekonomian daerah setempat, juga memajukan pariwisata Derawan. Akan makin banyak wisatawan yang tertarik menuju pulau ini, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.


Ngomong-ngomong aku jadi ingin ke Derawan lagi dan mencoba rute Balikpapan/Tarakan-Maratua ini. Sayangnya rute ini belum reguler tiap hari dan belum ada penerbangan langsung Jakarta-Maratua. Tapi siapa tahu setelah peresmian maka rute tersebut diadakan. Hemmm kira-kira nabung berapa lama ya biar kesampaian main ke Derawan lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun