Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mau Tambah Wawasan Kuliner Daerah? Datang Saja ke Kampoeng Tempo Doeloe 2018

30 April 2018   15:00 Diperbarui: 30 April 2018   15:09 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapuranya yang mengambil tema kebun tropis (dokpri)

Mengamati deretan stan yang menjual beraneka soto itu membuat perutku makin keroncongan. Isian tiap-tiap jenis soto yang ditawarkan di Kampoeng Tempo Doeloe 2018 ini beragam, racikan bumbunya pun berbeda. Aku pun bingung memilih antara Soto Kesawan Medan dan Soto Kadipiro Yogyakarta.

Hari Minggu kemarin (29/4) cuaca begitu cerah. Langit begitu bersih, mungkin seharian hujan tidak bakal turun. Grup percakapan sudah ramai, sudah beberapa peserta Gerebek Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) yang berangkat ke lokasi gerebek. Aku dan pasangan pun bergegas menuju La Piazza, Mall Kelapa Gading, yang terletak di Jakarta Utara, untuk menikmati makan siang di Kampoeng Tempo Doeloe.

Ketika tiba di lokasi gerebek ke-31, waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Aku pun berkeliling ke tiap-tiap stan sebelum memutuskan menu makan siang mana yang ingin kusantap hari ini.

Mau nasi uduk dengan jengkol? di sini tempatnya di Nasi Uduk dan Ulam H. Yoyo (dokpri)
Mau nasi uduk dengan jengkol? di sini tempatnya di Nasi Uduk dan Ulam H. Yoyo (dokpri)
Ada puluhan stan yang menjual berbagai penganan yang menggoda selera. Sebagian besar stan menawarkan masakan tradisional. Lainnya menawarkan jajanan yang biasa disantap waktu anak-anak, tapi ada juga menu makanan yang lagi ngehits.

Yang suka sate bakalan sumringah karena ada sate Madura Bintang 5 dan Sate Ayam Madura yang kelezatannya terakui, bisa memilih antara sate ayam atau sate daging deh. Tak jauh dari stan tersebut, stan Sate Maranggi Bon-Bon siap memberikan sensasi dengan bumbunya yang khas. Sate Padang Ajo Ramon juga tak mau kalah, dengan kuahnya yang kental dan gurih. Eh ada pula Sate Sapi Pak Kempleng dari Ungaran.

Sate Maranggi dari Purwakarta dari penampilannya saja sudah begitu menggoda (dokpri)
Sate Maranggi dari Purwakarta dari penampilannya saja sudah begitu menggoda (dokpri)
Di kategori nasi juga menarik untuk dinikmati. Hemmm ada apa saja ya? Dari nasi putih bisa dibuat beragam sajian yang sedap. Ada Nasi Bakar Wijaya, yakni nasi dengan lauk pauk pilihan yang difinalisasi dengan dibakar. Hasilnya, rasa dan aroma bakar yang khas. Di tempat lain berjajar aneka lauk untuk dinikmati bersama Nasi Campur Pedas Bali. Yang suka sambal pedas bisa menikmati sajian Nasi Pedas Spesial Sambel 88. Ada juga Nasi Lengko Ayam Bledos dan Nasi Goreng Babat yang gurih, serta Sego Megono Kedung Rasa. Mewakili Jakarta ada Nasi Uduk dan Ulam H. Yoyo dengan semur dan balado jengkolnya serta Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih.

Pisang salenya bikin pengin menggigitnya (dokpri)
Pisang salenya bikin pengin menggigitnya (dokpri)
Kue rangi yang mulai langka juga tersedia (dokpri)
Kue rangi yang mulai langka juga tersedia (dokpri)
Tak perlu jauh-jauh ke Surakarta, di KTD juga ada Serabi Notosuman (dokpri)
Tak perlu jauh-jauh ke Surakarta, di KTD juga ada Serabi Notosuman (dokpri)
Tenang masih banyak pilihannya. Belum deretan bakmi, ada juga aneka tahu seperti Tahu Bungseng Sumedang, Tahu Gejrot, Tahu Tek Tek Surabaya dan Tahu Slawi. Untuk jajanan, Kalian bisa mencobai jajanan seperti Kue Ape, Kue Rangi, Cakwe Medan, Batagor Atan, Lumpia Semarang, Cenil dan Putu, Gulali, Kue Pancong, Asinan, Serabi Notosuman, Pisang Goreng, Cempedak Goreng, Seblak, Rujak Juhi, Es Pisang Ijo, Cendol, Es Podeng, dan juga Rujak Beubeuk. Wuiih mantap. Eh ada panggung hiburannya juga permainan anak-anak seperti Odong-odong dan Balon Udara. Harga makanannya juga tiidak mahal, berkisar Rp 10-40 ribu.

Yuk Mulai Cobain Satu-Persatu

Saat aku tiba di lokasi, sebagian madyanger sudah menikmati makan siangnya. Mba Anna dan Pak Ronnie asyik menikmati Pallubasa, masakan berkuah asal Makassar. Wuih nampak sedap. Aku pun tak mau kalah. Setelah sempat bingung memilih antara Soto Kadipiro Yogyakarta atau Soto Medan, maka pilihanku ke Soto Kesawan Medan. Alasannya sederhana, aku belum pernah mencicipinya. Udang galahnya yang gendut-gendut juga bikin pengin segera menyantapnya.

Mba Shita nampak khusu' dengan Sate Maranggihnya. Sedangkan putranya berkonsentrasi menghabiskan Bakmi Jowonya. Wah semuanya nampak enak.

Ehem Bakmi Jowonya kayaknya uenak (dokpri)
Ehem Bakmi Jowonya kayaknya uenak (dokpri)
Cempedak Goreng Bak Lumer

Tapi aku harus bersabar. Sabar...sabar karena ternyata soto Kesawan Medannya belum datang. Sambil menunggu, aku pun menyantap Cempedak Goreng. Ini salah satu jajanan favoritku. Cempedak yang dibalut tepung digoreng kemudian dipotong-potong. Wuihhh cempedak yang matang itu rasanya seperti melumer di lidah. Wangi cempedak juga bikin nagih, sehingga aku juga membelinya sekali lagi untuk dibungkus untuk dimakan di perjalanan pulang. Enak, terekomendasi. Harganya memang agak lumayan untuk gorengan, yakni Rp 10 ribu tapi sesuai lah dengan rasanya.

Cempedak goreng salah satu favoritku (dokpri)
Cempedak goreng salah satu favoritku (dokpri)
Makan sebuah rasanya masih kurang, bungkus lagi deh (dokpri)
Makan sebuah rasanya masih kurang, bungkus lagi deh (dokpri)
Soto Kesawan Medan dengan Udang Galah

Kesabaranku berbuah gurih. Soto Kesawan Medan pun terhidang di mejaku.Sekilas kaldunya yang menggunakan kuah santan mirip soto Betawi. Tapi ternyata rasanya berbeda.

Oh ya di dalam mangkuk terdapat aneka isian. Aku sengaja memilih menu campur. Kata penjualnya bagi yang ingin campur maka di dalamnya ada isian daging, ayam, dan tentunya udang. Di tempat asalnya seringkali ditambahkan jerohan.

Nah, yang bikin khas itu adalah udang galahnya.Baru kali ini aku mengetahui ada udang di balik soto. Wuiih udang ini memberikan aroma dan rasa yang khas,  gurih dan manis pada soto Kesawan Medan. Di dalam soto tersebut juga terdapat perkedel kentangnya. Sedap dan hangat! Harganya plus nasi Rp 35 ribu, kenyang dan nikmat

Akhirnya soto Kesawan Medan siap disantap (dokpri)
Akhirnya soto Kesawan Medan siap disantap (dokpri)
Mantap kan isiannya, yang spesial itu udang galahnya (dokpri)
Mantap kan isiannya, yang spesial itu udang galahnya (dokpri)
Icip-icip Tauto dan Gultik yang Unik

Perut sudah kenyap tapi masih ingin icip-icip. Akhirnya makanan punya pasangan jadi korban. Ia memesan Gultik dan Tauto. Gultik ini bukan Gulai Tikus ya tapi Gulai Tikungan yang beken di kawasan Blok M. Kuahnya agak encer tapi isian dagingnya banyak. Sedangkan Tauto itu soto khas Pekalongan. Rasanya unik berkat tambahan tauconya yang merupakan fermentasi kedelai.

Tauto ini punya rasa khas sumbangan dari tauco (dokpri)
Tauto ini punya rasa khas sumbangan dari tauco (dokpri)
Es Podeng Jajanan Masa SD

Ini juga jajananku masa SD. Es Putar atau di Malang disebut es Tung-Tung dipadukan dengan agar-agar, kacang tanah, dan isian lainnya. Rasanya manis dan segar. Jika menyantap es Podeng ini aku jadi ingat anak berseragam merah putih asyik jajan es ini sepulang sekolah.

Dipungkasi dengan makanan penutup berupa Es Podeng, seger (dokpri)
Dipungkasi dengan makanan penutup berupa Es Podeng, seger (dokpri)
Soto Jadi Menu Unggulan KTD 2018

Oh ya Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) ini merupakan program tahunan yang diadakan grup Summarecon di La Piazza, Kelapa Gading. Aku sendiri seingatku sudah mengikutinya selama tiga kali. Program ini menurutku menarik karena memperkenalkan menu tradisional dan jajanan khas dengan dikemas ala suasana tempo dulu. Rupanya tahun ini merupakan tahun ke-15 KTD. Wow! Tahun ini juga diadakan di La Piazza, Summarecon Kelapa Gading pada 5 April hingga 6 Mei 2018.

Gapuranya yang mengambil tema kebun tropis (dokpri)
Gapuranya yang mengambil tema kebun tropis (dokpri)
Tahun ini menu unggulan KTD adalah soto nusantara. Soto dipilih dengan tujuan untuk mendukung program Badan Ekonomi Kreatif dalam rangka mempromosikan soto ke mancanegara sebagai "a spoonful of Indonesia warmth" .

Selain rendang, nasi goreng, dan sate, soto merupakan masakan Indonesia yang digemari oleh mancanegara. Pada acara festival kuliner yang diadakan pemerintah ke luar negeri, soto ayam laris manis. Soto juga termasuk dalam 30 ikon kuliner Indonesia yang diperkenalkan oleh Kementerian Pariwisata.

Sayangnya baru Soto Ayam Lamongan yang masuk ke dalam ikon kuliner Indonesia tersebut. Padahal, Indonesia memiliki sejumlah soto yang memiliki kekhasan masing-masing. Berbagai daerah di Indonesia punya soto, baik yang tanpa kaldu, dengan kaldu ayam ataupun daging, maupun yang menggunakan santan. Bumbunya pun juga beragam, belum lagi jenis isiannya. Wow. Jika dihitung-hitung ada kurang lebih 25 jenis soto di Indonesia.

Sepuluh jenis soto yang ditampilkan di KTD 2018 (dokpri)
Sepuluh jenis soto yang ditampilkan di KTD 2018 (dokpri)
Pallubasa Onta Makassar menjadi salah satu stan soto yang bikin penasaran (dokpri)
Pallubasa Onta Makassar menjadi salah satu stan soto yang bikin penasaran (dokpri)
Memang ada banyak menu soto yang terlihat di jajaran stan Kampoeng Tempo Doeloe. Soto-soto ini telah melalui proses kurasi terlebih dahulu. Dari Pekalongan memperkenalkan soto dengan tambahan tauco yang dikenal dengan Tauto. Dari Solo ada Soto Trisakti Solo dimana pengunjung bisa memilih antara soto daging atau jerohan. Makassar membawa dua macam menu soto, Coto H. Daeng Tayang yang menggunakan kacang tanah dan Pallubasa Onta yang memiliki bumbu tambahan kelapa parut sangrai dan telur ayam sehingga menghasilkan kuah yang unik. Soto Kesawan Medan tak kalah unik dengan tambahan udang. Soto Padang H. St. Mangkuto khas dengan kerupuk merahnya. Sedangkan Soto Betawi H. Mamat terasa gurih dengan kuah santan dan tambahan emping. Soto lainnya yang sayang dilewatkan adalah Soto Kadipiro, Soto Pak H. Yus (Jakarta), dan Soto Madura H. Ngatidjo (Madura).

Selain soto, tahun ini KTD menggunakan tema dekorasi Tropical Garden. Bikin adem di mata. Yang diambil jadi miniaturnya adalah Taman Suropati, Taman Langsat, dan Taman Wisata Alam Mangrove. Tujuannya untuk memperkenalkan taman-taman tersebut sebagai tempat wisata alternatif warga Jakarta.

Adem kan dan bikin mata segar dekorasinya (dokpri)
Adem kan dan bikin mata segar dekorasinya (dokpri)
Nah yang ingin ke sini sepulang jam kerja atau saat akhir pekan, masih bisa lho. Acaranya sampai tanggal 6 Mei 2018. Pada Senin-Kamis dimulai pukul 16.00 hingga pukul 23.00. Pada hari Jumat jam tutupnya sampai pukul 23.00. Sedangkan hari Sabtu dan hari libur buka dari pukul 11.00 hingga pukul 23.00 WIB. Pada hari Minggu nanti (6 Mei) acara akan berakhir pada pukul 22.0 WIB. Oh ya karena rangkaian acaranya bersamaan dengan Wine dan Cheese Expo, Kalian juga bisa berbelanja keju dan juga beragam cokelat, selain puas mencobai makanan daerah. Oh ya jangan lupa tonton videonya:)


Logo KPK (Kapeka)
Logo KPK (Kapeka)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun