Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perpaduan Kultur Eropa-Asia Bikin Wisata Macao Jadi Unik

27 Desember 2017   08:16 Diperbarui: 27 Desember 2017   09:02 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reruntuhan St Paul yang Klasik (sumber:www.instagram.com/visitmacao)

Dulu aku mengira Macao itu lekat dengan warisan budaya Inggris seperti Hongkong, wilayah tetangganya. Aku juga mengira di Macao hanya pusat kasino. Ternyata aku salah.

Devy Sari dan Nitia Anisa membahas Macao di nangkring Kompasiana (dokpri)
Devy Sari dan Nitia Anisa membahas Macao di nangkring Kompasiana (dokpri)
Muhammad Arif Rahman, blogger yang telah pernah berlibur ke Macao (dokpri)
Muhammad Arif Rahman, blogger yang telah pernah berlibur ke Macao (dokpri)
Dari acara nangkring Kompasiana bekerja sama dengan Macao Goverment Tourism Office bertema Wonderful Macao, Express Your Own Style, yang diadakan Sabtu (9/12) di The Hook Resto & Bar, aku mendapat wawasan seputar Macao yang banyak belum kuketahui. Pembicaranya adalah Devy Sari dari Macao GTO dan Muhammad Arif Rahman,blogger, yang telah beberapa kali ke Macao. Moderatornya dari Kompas TV, Nitia Anisa, juga telah melalang buana ke Macao, jadi tahu banyak seputar Macao dari segi sejarah, budaya, kuliner, dan tempat-tempat yang wajib dikunjungi.

Macao terletak di dekat Hongkong dan daratan Tiongkok. Penduduk pertama Macao merupakan masyarakat daratan Tiongkok, yaitu nelayan dari Fujian dan petani dari Guandong. Selanjutnya, Portugis tiba di Macao pada tahun 1550, beberapa tahun setelah tiba di nusantara. Selama berabad-abad, bangsa Portugis mendiami Macao. Portugis baru mengembalikan Macao pada 20 Desember 1999 dan menjadi daerah administratif khusus dari Republik Rakyat China (SAR). Alhasil Portugis memberikan pengaruh kental pada kultur Macao. Bahasa yang digunakan di Macao juga mayoritas Kantonis, Portugis dan Inggris dengan mata uang Macao Patata.

Lokasi Macao di atas Indonesia, yang bertitik pink (dokpri)
Lokasi Macao di atas Indonesia, yang bertitik pink (dokpri)
Ini dia Macao (sumber: GoogleMaps)
Ini dia Macao (sumber: GoogleMaps)
Macao termasuk mungil. Luasan Macao hanya 115,3 kilometer, terbagi atas Macao Peninsula, Taipa, Coloane, dan Cotai. Lebih kecil jika dibandingkan Jakarta. Wilayahnya seluas kota Bogor. Meskipun tidak luas, menurut Devy dan Arief, tidak cukup menjelajahi Macao dalam 1-2 hari. Pasalnya setiap sudut menawarkan pesona tersendiri. Seolah-olah selalu ada yang baru dan sayang dilewatkan.

Apa Saja yang Menjadi Magnet Macao?

Ingat Macao, aku jadi ingat rencanaku dulu untuk menonton konser Linkin Park beberapa tahun silam. Aku bersemangat untuk menonton band favoritku tersebut. Aku membongkar tabunganku dan bersiap menyusun jadwal ke Macao. Tapi tugas kuliah dan UTS kemudian membatalkan niatku. Niatan ke Macao bertahun-tahun silam pun lenyap. Kini keinginan tersebut kembali hadir.

Rupanya aku tidak sendirian. Ada banyak yang menginginkan untuk berlibur ke Macao. Wah sepertinya ada sesuatu yang menjadi 'magnet' Macao bagi para traveler. Aku jadi makin penasaran.

Ada banyak yang ingin jalan-jalan ke Macao (dokpri)
Ada banyak yang ingin jalan-jalan ke Macao (dokpri)
Macao bukan sekedar tempat konser dan kasino. Macao lebih dari itu.

Traveler Indonesia beruntung. Untuk menuju Macao tidak diperlukan visa. Saat ini juga ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Macao International Airport. Macao juga bisa ditempuh via darat melalui Barrier Gate di Macao dan The COTAI Frontier Post. Yang ingin menikmati petualangan berlaut juga bisa berlabuh di Macao atau Taipa Ferry Terminal.

Macao merupakan tujuan wisata yang unik terutama dari segi kultur dan sejarah. Unesco telah menganugerahi Macao sebagai situs warisan dunia karena di sinilah jelas terlihat pertemuan budaya Timur dan Barat. Ada 20-an monumen kuno dan alun-alun perkotaan bersanding dengan bangunan modern dan gedung pencakar langit. Ada tradisi yang bertahan di satu sisi festival dan hiburan modern juga tumbuh secara dinamis. Ada masa lalu juga masa depan. Perpaduan budaya dan masa tersebut tetap eksis dan terpelihara dengan baik.

Reruntuhan St Paul yang Klasik (sumber:www.instagram.com/visitmacao)
Reruntuhan St Paul yang Klasik (sumber:www.instagram.com/visitmacao)
Situs warisan dunia tersebut yang masuk dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi terbagi dua, dari sisi kultur barat dan kultur timur. Yang masuk situs beraksitektur Eropa klasik yaitu reruntuhan Katedral St. Paul atau yang juga dikenal dengan Mater Dei. Bangunan yang didirikan sekitar tahun 1600-an ini mengalami berbagai  peristiwa kebakaran, seperti yang terjadi pada tahun 1835. Yang tak boleh dilewarkan adalah Senado Square yaitu alun-alun kuno yang dikelilingi bangunan bergaya Eropa klasik. Selanjutnya pelancong bisa mengunjungi Gereja St. Dominic yang memiliki sejarah unik dan bergaya barok. Gereja ini didirikan pendeta dari Acapulco Meksiko pada tahun 1587 dan terhubung dengan Persaudaraan dari Our Lady of The Rosary. Ada juga Benteng Guia yang dibangun pada awal abad ke-17. Di dalam benteng tersebut terdapat mercusuar dan kapel Guia. Benteng Guia terletak di dataran tinggi sehingga di sini bisa melihat panorama Macao dari atas bukit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun