Saat mengikuti nangkring Macao beberapa waktu lalu, saya mendapat hadiah dari seorang kompasianer yang energik. Sebuah buku tentang catatan perjalanan ke Flores yang ditulisnya sendiri. Wah saya merasa takjub dengan kompasianer tersebut yang saya kenal dua tahun silam di ajang nangkring bersama sebuah bank. Ia adalah Bu Asita DK alias Asita Djojo Koesomo yang saat ini memilih aktif sebagai traveler dan penulis buku. Seperti apakah buku kesekian Bu Asita yang berjudul Saya Jatuh Cinta pada Flores?
Flores adalah sebuah pulau besar yang masuk dalam provinsi Nusa Tenggara Timur. Selama ini Flores lebih dikenal sebagai tujuan untuk melihat komodo atau mengeksplorasi keindahan Danau Kelimutu. Padahal Flores bukan hanya komodo dan Kelimutu, masih banyak tempat-tempat yang menarik, baik dari sisi budaya maupun dari segi panorama alamnya yang menakjubkan.
Dalam buku Saya Jatuh Cinta pada Flores, Bu Asita mengajak pembaca berjalan-jalan ke enam Kabupaten, mulai dari Labuan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende, Maumere, dan berakhir di Larantuka. Setiap kabupaten punya keunikan dan pesona tersendiri sehingga rasanya sayang jika wisatawan hanya berfokus pada Labuan Bajo dan tidak meneruskan perjalanan ke daerah lainnya.
Flores berarti bunga dalam bahasa Portugis karena di Bajawa yang sejuk mudah ditemui bunga liar yang menawan. Pulau ini sejatinya punya nama asli Nusa Nipa atau Nusa Naga yang berarti Pulau Ular. Pasalnya, pulau ini jika diperhatikan dari jauh mirip seperti wujud ular, dengan kepala ada di Labuan Bajo dan ekornya adalah Larantuka.
Nah, rute selanjutnya adalah Ruteng yang terkenal dengan desa adat Wae Rebo-nya. Â Wae Rebo dengan rumah adat Mbaru Niangnya yang berbentuk kerucut dan budayanya yang khas dan terpelihara membuat Unesco menganugerahinya dengan penghargaan Award of Excellencemengalahkan 42 kandidat dari 11 negara. Wow!
Selama membaca buku ini pikiran saya berkelana, seolah-olah berada di Flores menemani bu Asita. Yang paling saya sukai adalah momen makan-makan yang membuat saya ingin mencobai masakannya secara langsung. Bu Asita sampai meminta resep sebuah masakan karena terkesan akan kelezatannya.
Buku traveling ini termasuk komplet. Di dalamnya tidak hanya mengulas tentang tujuan wisata yang direkomendasikan di enam kabupaten tersebut, namun juga bagaimana menuju pulau ini, perkiraan jadwal, dan juga prediksi biayanya. Kalian tinggal memilih ingin menggunakan transportasi darat, laut, ataukah transportasi udara. Pilihan mode transportasi tersebut akan menentukan durasi perjalanan dan tentunya biaya.
Wah saya jadi benar-benar ingin ke pulau Flores. Harus rajin menabung dari sekarang nih agar bisa jalan-jalan berdua atau ramai-ramai ke Labuan Bajo dan kawasan Flores lainnya dengan puas. Â
Detail Buku:
Judul Buku      : Saya Jatuh Cinta Pada Flores
Penulis         : Asita Djojo Koesoemo
Penerbit        : Percetakan Pohon Cahaya
Genre          : Traveling
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H