Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berharap Ikuti Jejak Kompasianer Asita DK Jalan-jalan ke Flores

23 Desember 2017   21:54 Diperbarui: 23 Desember 2017   22:34 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku karya Kompasianer Asita DK tentang Flores (dokpri)

Saat mengikuti nangkring Macao beberapa waktu lalu, saya mendapat hadiah dari seorang kompasianer yang energik. Sebuah buku tentang catatan perjalanan ke Flores yang ditulisnya sendiri. Wah saya merasa takjub dengan kompasianer tersebut yang saya kenal dua tahun silam di ajang nangkring bersama sebuah bank. Ia adalah Bu Asita DK alias Asita Djojo Koesomo yang saat ini memilih aktif sebagai traveler dan penulis buku. Seperti apakah buku kesekian Bu Asita yang berjudul Saya Jatuh Cinta pada Flores?

Flores adalah sebuah pulau besar yang masuk dalam provinsi Nusa Tenggara Timur. Selama ini Flores lebih dikenal sebagai tujuan untuk melihat komodo atau mengeksplorasi keindahan Danau Kelimutu. Padahal Flores bukan hanya komodo dan Kelimutu, masih banyak tempat-tempat yang menarik, baik dari sisi budaya maupun dari segi panorama alamnya yang menakjubkan.

Dalam buku Saya Jatuh Cinta pada Flores, Bu Asita mengajak pembaca berjalan-jalan ke enam Kabupaten, mulai dari Labuan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende, Maumere, dan berakhir di Larantuka. Setiap kabupaten punya keunikan dan pesona tersendiri sehingga rasanya sayang jika wisatawan hanya berfokus pada Labuan Bajo dan tidak meneruskan perjalanan ke daerah lainnya.

Flores berarti bunga dalam bahasa Portugis karena di Bajawa yang sejuk mudah ditemui bunga liar yang menawan. Pulau ini sejatinya punya nama asli Nusa Nipa atau Nusa Naga yang berarti Pulau Ular. Pasalnya, pulau ini jika diperhatikan dari jauh mirip seperti wujud ular, dengan kepala ada di Labuan Bajo dan ekornya adalah Larantuka.

Pulau Flores (sumber:googlemaps)
Pulau Flores (sumber:googlemaps)
Di kepala ular alias Labuan Bajo yang menjadi obyek wisata yang dikenal wisatawan mancanegara, ada banyak lokasi yang wajib dikunjungi. Yang pertama tentunya mengunjungi hewan purba yang hanya ada di Indonesia, yaitu komodo. Sebenarnya untuk melihat dari dekat komodo tidak harus ke Pulau Komodo, akan tetapi juga bisa ke Pulau Rinca yang jaraknya lebih dekat dengan Labuan Bajo. Di sini wisatawan harus ditemani ranger untuk menjaga mereka dari serangan komodo. Setelah puas melihat komodo dari jarak dekat, maka wisawatan bisa menikmati berfoto di Pulau Padar, Pulau Gili Lawa, dan Pulau Kelor yang bentang alamnya akan membuat Kalian ingin ke sana lagi. Selanjutnya bisa bermain air di Air Terjun Cunca Rami dan Cunca Wulang, serta mengeksplorasi Gua Batu Cermin yang menyimpan fosil kura-kura.

Nah, rute selanjutnya adalah Ruteng yang terkenal dengan desa adat Wae Rebo-nya.  Wae Rebo dengan rumah adat Mbaru Niangnya yang berbentuk kerucut dan budayanya yang khas dan terpelihara membuat Unesco menganugerahinya dengan penghargaan Award of Excellencemengalahkan 42 kandidat dari 11 negara. Wow!

Desa adat Wae Rebo yang unik (sumber:kompas.com)
Desa adat Wae Rebo yang unik (sumber:kompas.com)
Di Bajawa, yang tidak boleh dilewatkan adalah kopinya yang sedap. Di sini juga terdapat desa adat dan kerajinan tenun. Sedangkan Ende tercatat sebagai tempat pengangsingan Bung Karno selama empat tahun dan Danau Kelimutunya alias danau tiga warna. Sementara di Maumere dan Larantuka ada banyak obyek wisata tujuan ziarah kaum nasrani.

Selama membaca buku ini pikiran saya berkelana, seolah-olah berada di Flores menemani bu Asita. Yang paling saya sukai adalah momen makan-makan yang membuat saya ingin mencobai masakannya secara langsung. Bu Asita sampai meminta resep sebuah masakan karena terkesan akan kelezatannya.

Buku traveling ini termasuk komplet. Di dalamnya tidak hanya mengulas tentang tujuan wisata yang direkomendasikan di enam kabupaten tersebut, namun juga bagaimana menuju pulau ini, perkiraan jadwal, dan juga prediksi biayanya. Kalian tinggal memilih ingin menggunakan transportasi darat, laut, ataukah transportasi udara. Pilihan mode transportasi tersebut akan menentukan durasi perjalanan dan tentunya biaya.

Wah saya jadi benar-benar ingin ke pulau Flores. Harus rajin menabung dari sekarang nih agar bisa jalan-jalan berdua atau ramai-ramai ke Labuan Bajo dan kawasan Flores lainnya dengan puas.  

Detail Buku:

Judul Buku          : Saya Jatuh Cinta Pada Flores

Penulis                 : Asita Djojo Koesoemo

Penerbit              : Percetakan Pohon Cahaya

Genre                   : Traveling

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun