"People said the Age of Heroes would never come again" (Diana Prince/Wonder Woman, Justice League)
Sejak Superman gugur melawan Doomsday dalam Batman v Superman: Dawn of Justice, Bruce Wayne alias Batman merasa diburu oleh waktu untuk membentuk kelompok superhero. Para musuh siap berdatangan sejak mereka mendengar Superman tewas, kini sudah waktunya bekerja bersama-sama.
Batman (Ben Affleck) menemukan ada alien pengintai berwujud seperti manusia-serangga yang menyerang manusia yang ketakutan. Ia penasaran siapa dan apa tujuan mereka ke bumi. Sementara itu, Diana Prince (Gal Gadot) mendapat pesan dari ibunya bahwa mereka diserang oleh Steppenwolf, panglima terkuat Darkseid, tiran jagat raya, yang memburu tiga mother box, sebuah kotak berkekuatan misterius.
Keduanya pun sepakat untuk bergegas membentuk kelompok superhero yang datanya mereka dapatkan dari Lex Luthor (Jesse Eisenberg). Tidak ada Superman sebagai superhero terkuat, sehingga bumi sangat terancam. Batman pun membujuk Arthur Curry/Aquaman (Jason Momoa) dan Barry Allen/The Flash (Ezra Miller). Sedangkan Diana mendekati Victor Stone/Cyborg (Ray Fisher).
Film kelompok superhero DC Comics, Justice League, sudah lama ditunggu-tunggu kehadirannya di layar lebar. Untuk versi film animasi dan video gamesnya sendiri sudah lama beredar.
Saya sendiri suka kedua-keduanya, baik superhero DC Comics dan superhero Marvel. Masing-masing memiliki kelebihan dan ciri khas masing-masing. Marvel dengan cerita yang solid antara satu film superhero dengan film lainnya, juga bercandaan yang segar. Sedangkan DC Comics dengan karakter superhero yang dalam dan nuansa film yang dark.
Justice League ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari Batman v Superman: Dawn of Justice yang rilis tahun 2016. Pada film sebelumnya, Batman merasa marah dan mencurigai Superman. Ia mengira Superman sebagai biang kekacauan. Namun, ketika monster rekaan Lex Luthor, Doomsday, bangkit. Keduanya pun bekerja sama, dibantu oleh superhero cantik, Wonder Woman. Sayangnya Superman kemudian harus mengorbankan nyawanya yang membuat Batman merasa bersalah.
Film besutan Zack Snyder (Man of Steel, Batman v Superman, 300, Watchmen) ini menjadi awalan yang baik bagi film-film kelompok superhero DC Comics mendatang. Alur ceritanya menarik, pengenalan tiap tokohnya cukup dengan latar belakang dan karakter tokoh yang bervariasi, dan konflik yang dinamis. Cyborg dengan masa lalunya yang kelam, Aquaman dengan rasa angkuh dan sifat liarnya, dan The Flash dengan kepolosannya.
Ada beberapa easter egg di film ini yang membuat fansnya tersenyum karena bisa jadi ada sesuatu yang baru pada film DC Comics mendatang. Oh ya film Justice League ini tidak sesuram film DC Comics pada umumnya, karena ada estafet pergantian sutradara. Posisi sutradara awal Zack Snyder diestafetkan ke Joss Whedon karena Snyder berduka atas kematian putrinya.Â
Meskipun hanya beberapa saat menggantikan Snyder, kontribusi Joss Whedon dalam film ini terlihat, ada berbagai dialog dan adegan yang bisa membuat penonton tertawa. Joss sendiri adalah sutradara film The Avengers. Alhasil, film Justice League seperti gabungan DC Comics dengan bumbu guyonan ala Marvel.
Justice League menurutku sebuah film yang menghibur, cocok ditonton bersama kawan-kawan atau keluarga saat akhir pekan. Memang sih tidak sempurna, masih ada kekurangan di CGI-nya, tapi masih lebih baik daripada Thor:Ragnarok hehehe.Â
Detail Film
Judul: Justice League
Sutradara: Zack Snyder diselesaikan oleh Joss Whedon
Pemeran: Gal Gadot, Ben Affleck, Ezra Miller, Ray Fisher, Jason Momoa, Ciaran Hinds, Connie Nielsen, Amy Adams, Amber Heard, Henry Cavill, Diana Lane, J.K Simmons, Jeremy Irons, Jesse Eisenberg
Genre: laga, superhero
Skor: 7,8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H