Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bergerak 30 Menit, Manfaatnya Hingga Hari Tua

4 November 2017   23:13 Diperbarui: 4 November 2017   23:22 4158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayo semangat melangkahnya, kawah Ijen sudah dekat (dokpri)

Tubuh rupanya tidak hanya perlu nutrisi yang sehat, istirahat yang cukup, dan memeriksa kesehatan secara berkala, melainkan juga olah raga yang teratur. Dengan berlatih fisik setiap hari maka akan banyak manfaat yang diraih, reflek tubuh dan daya tahan tubuh akan meningkat, tubuh akan terasa lebih rileks dan suasana hati akan gembira karena saat berolah raga tubuh mengeluarkan hormon endorfin. Dengan berolah raga secara teratur maka ia akan sehat dan bugar. Saat tubuh seseorang bugar maka ia akan lebih produktif. Selain itu, dengan rajin berolah raga maka risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, dan diabetes akan menurun.

Hemmm iya sih hanya 30 menit, tapi rasanya sangat berat untuk memulai berolah raga secara teratur. Aku juga masih kurang konsisten melakukannya. Kesibukan kerap kujadikan sebagai salah satu alasan. Akan tetapi memang ada bedanya ketika aktif berolah raga dan ketika mulai jarang melakukannya. Saat aktif berolah raga, tubuh jadi tidak mudah lelah, energi lebih positif, dan lebih produktif.

Bergerak 30 menit merupakan salah satu anjuran dalam program Germas yang diinisiasi oleh Kemenkes. Germas singkatan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, yang bertujuan agar masyarakat berperilaku sehat sehingga kesehatan terjaga, lingkungan bersih, biaya berobat berkurang, dan masyarakat lebih produktif.

Yuk trekking ke curug, sambil berolah raga juga memanjakan mata (dokpri)
Yuk trekking ke curug, sambil berolah raga juga memanjakan mata (dokpri)
Ayo semangat melangkahnya, kawah Ijen sudah dekat (dokpri)
Ayo semangat melangkahnya, kawah Ijen sudah dekat (dokpri)
Kalau aku sendiri selain menari dan berlari, aku juga suka melakukan kegiatan fisik pada saat berlibur. Kegiatan fisik di tempat rekreasi itu beragam dan disesuaikan dengan lokasinya. Jika berlibur ke pantai atau ke sebuah pulau maka bisa berlari menyusuri pantai dan snorkeling. Aktivitas fisik lainnya sambil memanjakan mata adalah trekking ke curug dan mendaki gunung.

Geliga Membantu Berolah Raga dan Beraktivitas Bebas Pegal

Saat ini olah raga seperti lari menjadi sebuah tren di kalangan masyarakat urban. Aku sendiri juga sesekali melakukannya, meski frekuensinya masih lebih sering senam aerobik plus menari dengan gayaku. Nah, yang membikin kesal pada saat berolah raga itu ketika punggung terasa pegal atau kaki kemudian kram.

Memang sih itu sebenarnya kesalahanku sendiri karena kurang pemanasan atau malah tidak melakukan pemanasan sama sekali  juga kurang benar saat melakukannya. Jika sudah lama tidak pernah berlari, biasanya keesokan harinya punggung dan kaki terasa pegal bukan main atau yang biasa disebut njarem dalam bahasa Jawa. Nyerinya itu bisa beberapa hari Tapi jika kemudian melakukannya secara rutin maka pegal dan nyeri itu hilang dengan sendirinya. Meskipun proses njarem itu hanya 2-3 hari, tapi rasanya agak menyakitkan dan bikin malas bergerak.

Jika lari atau jalan cepat tidak rutin maka tubuh biasanya pegal-pegal (dokpri)
Jika lari atau jalan cepat tidak rutin maka tubuh biasanya pegal-pegal (dokpri)
Saat menari jika gerakannya kurang benar dan momennya tidak pas juga bisa menyebabkan pegal pada punggung dan pinggang. Selain dari olah raga, nyeri pada tulang belakang juga kurasakan jika mengangkat beban di punggung terlalu berat. Ada laptop besar, bekal makan siang, buku dan agenda yang kupanggul setiap hari. Jika nyeri melanda maka sakitnya kemudian menjalar ke kepala sehingga aku pun langsung memilih beristirahat sambil memijatnya.  Sebenarnya ada cara lain yang membantu yaitu mengoleskan krim otot Geliga pada sebelum melakukan aktivitas fisik dan setelah melakukannya. Dan memang terbukti membantu, sehingga Geliga krim ini hampir selalu ada di dalam tasku.

Pada acara Kompasiana Nangkring bersama Geliga Krim, Rabu (4/11) di Hotel Akmani, aku mendapat wawasan lebih banyak tentang cara mengurangi rasa pegal dari narasumber, Ryuji Utomo Prabowo, salah satu pemain timnas. Ia bercerita tentang pengalamannya selama berlatih dan bertanding dimana beberapa kali mengalami cidera dan pegal-pegal. Salah satu cidera yang dialaminya karena kontak fisik membuat harus beristirahat selama tiga bulan.

Ryuji Utomo menjelaskan pengalamannya saat menggunakan krim otot Geliga (dokpri)
Ryuji Utomo menjelaskan pengalamannya saat menggunakan krim otot Geliga (dokpri)
Untuk membantu proses pemulihan cidera otot dan mengantisipasi pegal-pegal maka ia selalu melakukan pemanasan sebelum berolah raga. Pemanasan itu berupa peregangan seperti jogging. Ia juga mengoleskan krim otot Geliga sebelum dan sesudah latihan karena krim ini membantu mempercepat pemanasan dan memulihkan saat terjadi cidera. Krim otot ini cukup dioleskan ke bagian seperti kaki, punggung, dan pinggang sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. setelah itu bisa dipijat lembut.

Oleh karena sifatnya yang cepat meresap, tidak lengket, panasnya lebih terasa, dan tidak berbekas maka Geliga krim otot ini bisa digunakan untuk membantu meredakan nyeri punggung, persendian, kram, keseleo dan masalah otot lainnya. Ukurannya di pasaran adalah 30 dan 60 gram sehingga mudah dibawa kemana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun