Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sensasi Unik Nonton Film dan Konser Musik dalam Cinemusic

26 September 2017   12:53 Diperbarui: 26 September 2017   13:07 1849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soulvibe tampil energik dalam Cinemusic (dokpri)

"Senyummu cerahkan terang hariku 
Senyummu sirnakan buruk pikirku 
Senyummu siratkan arti hadirmu 
Saat kita bersama kasih, kau sejukkan hatiku..."

Lagu Arti Hadirmu pun mengalun dari Bayu Adiputra Imran, vokalis Soulvibe. Lagu yang melambungkan nama Soulvibe ke blantika musik tanah air ini disambut gembira oleh para penonton Cinemusic di CGV Cinemas Grand Indonesia Sabtu (23/9), sebuah suguhan yang memadukan musik dan film. Lagu bernuansa rancak dengan sentuhan jazz ini membuat akhir pekan menjadi semarak.

Meskipun sudah kehilangan beberapa personel lawasnya, Soulvibe tetap eksis. Kini personel inti mereka tinggal bertiga, yaitu si vokalis Bayu Adiputra Imran, drummer Mohamad Caesar,  dan bassist Ramadhan Handyanto Jiwatama.

Dengan penuh energik, band yang berdiri tahun 2004 ini membawakan lagu-lagunya dari berbagai album, terutama album teranyar mereka yang dirilis tahun 2016. Band yang disebut-sebut beraliran neo soul dan R & Bini cukup komunikatif dengan penonton. Beberapa kali Bayu mengajak penonton ikut bernyanyi bersama mereka. 

Dalam pertunjukan ini mereka tampil bertujuh, dimana tiga di antaranya adalah dua keyboardis dan synthesizer. Lagu mereka memang terdengar kaya. Selain itu sound systemdi Starium, CGV, memang mantap, sehingga suara yang dihasilkan tiap instrumen musik terdengar jelas. Dentuman basnya terdengar dari tempat dudukku yang berada di deretan atas. Energi dari ketukan drumnya juga terasa mengalir.

Selain tembang-tembang baru karya mereka, Soulvibe juga membawakan tembang lawas yang dipopulerkan Java Jive, Gerangan Cinta, yang diaransemen ulang. Lagu tersebut menjadi berbeda dengan unsur soul dan bumbu jazz ala Soulvibe.

Sesi solo beberapa pemain, juga jam sessionmengundang decak kagum penonton. Masing-masing menunjukkan kemampuannya sesuai porsinya, tak berlebihan. 

Sebelum Soulvibe, ada band indie bernama Sore yang berkebalikan dengan Soulvibe yang tampil klimis dengan jas, mereka mengenakan kostum kasual. Mereka nampak cair dengan penonton. Lagu-lagu mereka yang santai dan ngepop juga mudah dicerna termasuk bagi mereka yang belum mengenal mereka. 

Band sore yang personelnya kidal (dokpri)
Band sore yang personelnya kidal (dokpri)
Band bernama Sore ini lahir tahun 2002. Musik mereka bernuansa campur-campur, ada rasa shoegazedan sentuhan psychedelic-nya. Suara musik mereka lebih menonjol dibandingkan suara dari vokalisnya. 

Sore termasuk band yang produktif dan aktif berkontribusi dalam album soundtrack film nasional. Mereka telah memiliki lima album dan beberapa album kompilasi. Nama mereka mulai melambung ketika menjadi salah satu band yang mengisi soundtrackfilm Janji Joni.

Dalam Cinemusic ini mereka bernyanyi dan bermain musik dengan santai sambil sesekali melempar candaaan ke penonton. Musik dari terompet yang ditiup Ade Firza di beberapa lagu membuat lagu mereka menjadi berbeda. 

Mereka membawakan belasan lagu, di antaranya ada R14yang bercerita tentang sosok Ria Irawan, Lihat yang berkisah tentang menggapai cita-cita yang berbeda dengan kawan baiknya. Band yang personel intinya ada Ade Firza Paloh, Awan Garnida, Reza Dwi Putranto, dan Bemby Gusti Pramudya ini tak lupa membawakan lagu yang di-request penonton, Karolina. Oh ya satu lagi yang menarik dari band ini adalah para personelnya bertangan kidal. Coba deh perhatikan foto di atas. 

Cinemusic dan Cultureplex

Cinemusic sebenarnya bukan hal yang baru. Konsep yang memadukan film dan musik ini memang memiliki penggemar tersendiri, apalagi musik sering menjadi kontributor dalam film, baik sebagai music scoringmaupun sebagai tembang soundtrack dalam sebuah film. Meski Cinemusic sudah sudah pernah dihelat tapi biasanya  diadakan di sebuah lokasi, saya belum pernah mendengar jika konsep ini diadakan di sebuah studio teater di bioskop. 

Oleh karenanya ketika CGV Indonesia mengadakan Cinemusic di Starium saya bersorak. Apalagi film yang bakal diputar, Kingsman: The Golden Kingbakal dihelat setelahnya. Juga ada bonus voucher nonton film horor Pengabdi Setandalam format empat dimensi. Ampun deh tidak terbayang seramnya, yang format biasa saja sudah seram. Makin berlipat-lipat seramnya jika nonton Pengabdi Setan dalam format empat dimensi. 

Menurut head brand managerCGV Cinemas Wisnu Triatmojo, Cinemusic ini kali pertama digelar di CGV. Dipilihnya Starium karena sound system-nya paling mantap di antara audi di CGV Grand Indonesia. Yakni, menggunakan dolby atmos dan total ada 70 speaker di dalam ruangan tersebut.

Adanya Cinemusic ini selaras dengan konsep CGV yang ingin mengangkat culture plex. Jadinya sebuah bioskop bukan hanya tempat menonton film tapi juga bisa sebagai tempat hiburan lainnya, seperti tarian dan pertunjukan musik juga bisa bersantap di dalamnya.

Nobar Film Kingsman: The Golden Circle

Usai menikmati pertunjukan musik dari dua band, maka penonton pun bersiap menyaksikan film sekuel film Kingsman yang bersub judul The Golden Circle. Film ini merupakan film bertemakan spionase namun tidak seserius ala James Bond. Filmnya malah kocak meskipun juga ada unsur agak sadis yang dikemas secara halus.

Poster Kingsman: The Golden Circle (sumber: IMDB)
Poster Kingsman: The Golden Circle (sumber: IMDB)
Film Kingsmanmelanjutkan petualangan Eggsy sebagai seorang agen yang tersamarkan sebagai karyawan usaha jahit profesional, Kingsman. Ia merasa hancur luluh ketika kantornya hancur lebur dan kawan-kawannya tewas. Hanya tinggal Merlin, agen senior yang selamat. Keduanya kemudian mencari bantuan kelompok spionase lainnya di Amerika, sembari mencari tahu pelaku pembunuhan agen Kingsman. Rupanya ada  keterkaitan antara peristiwa tersebut dengan kelompok produsen dan distributor narkoba internasional, The Golden Circle. Ulasan filmnya akan saya bahas lebih detail di artikel berikutnya.

Wah acara Cinemusic ini seru, tapi ke depannya saya berharap penontonnya tidak malu-malu dan tidak pasif, meskipun acaranya dihelat di dalam studio bioskop. Kalau bisa sih Cinemusic lebih sering digelar, mungkin setahun 2-3 kali sehingga bioskop semakin menjadi tempat asyik untuk berbagai hiburan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun