Bukan berarti Filosofi Kopi 2Â buruk, akan tetapi kurang memenuhi ekspektasi. Dari segi musik skoring dan sinematografi sih sudah oke, musiknya enak didengar, terutama 'Coffee' yang dibawakan Leanna Rachel. Sinematografinya juga memanjakan mata. Dari segi pesan juga kaya pesan tentang bagaimana mengenalkan kopi-kopi dari berbagai daerah, dan bagaimana memajukan petani kopi lokal.Â
Sedangkan dari performa akting, Luna Maya sebagai partner bisnis Ben-Jody bernama Tarra mencuri perhatian. Dialah bintangnya di sini. Akting Luna Maya semakin matang. Â Duo Chicco Jerikho dan Rio Dewanto sebagai Ben dan Jody, chemistry-nya masih kuat. Hanya Nadine Alexandra sebagai barista bernama Brie yang masih kurang luwes.
Pada Filosofi Kopi pertama Ben dan Jody sangat berhasrat berkeliling Indonesia mengenalkan kopi-kopi terbaik. Yang bikin saya mengenyit, Ben kemudian membujuk Jody kembali membuka kedai Filosofi Kopi dengan alasan keluar dari zona nyaman. Alasannya kurang kuat, seolah-olah karena anak buah mereka mengundurkan diri. Alasan pengunduran diri salah satu personel juga tidak jelas karena setelah Ben & Jody pindah, personel tersebut kembali bekerja pada mereka.
Ada beberapa hal lagi yang kurang logis berdasar diskusi dengan kawan-kawan, seperti mereka berkeliling berjualan kopi dengan kombi tapi menginap di hotel berbintang. Kemudian perputaran pegawai dari Jakarta ke Jogja dan sebaliknya yang bikin pusing.
Konfliknya juga kebanyakan. Ada konflik Ben vs Tarra, Ben vs Brie,dan Ben vs Jody. Apakah Ben memang begitu emosional dan memiliki masalah dengan kedewasaan bersikap sehingga kerap bermasalah dengan orang-orang di sekelilingnya? Penyelesaian konfliknya juga bikin aku garuk-garuk kepala. Dari hubungan yang  begitu dingin antara Ben dan Brie, kemudian cepat menghangat hanya gara-gara Brie berkata Ben menginspirasinya untuk mencintai kopi. Ben kemudian spontan jatuh hati pada Brie. Kemarahan Ben ke Tarra dan Jody juga begitu cepat menguap.
Ya, film Filosofi Kopi 2 memang tidak sempurna. Meski demikian film ini tetap menghibur dan menarik perhatian pemerhati film mancanegara sehingga dengar-dengar bakal kembali diundang ke Fukuoka International Film Festival. Mudah-mudahan jika ada lagi sekuelnya, alur ceritanya benar-benar digarap matang karena alur cerita adalah kekuatan film yang utama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI