Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ekor Nero dan Mesin Waktu

3 Juni 2017   01:06 Diperbarui: 3 Juni 2017   01:13 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucingku Nero (Dokumentasi Pribadi)

Lalu aku keluar rumah, mengambil topiku dan membuka pagar rumahku. Aku tak tahu apa yang menggerakkanku. Aku merasa harus mencari si Nero.

Aku mulai menjelajah. Misiku menemukan si Nero. Kucari ia di tanah kosong dekat rumahku yang biasa jadi tempat pertemuan kucing-kucing. Nihil.

Aku menyusuri rumah-rumah tetanggaku. Mataku kusapukan ke segala sisi sambil memanggil-manggil nama Nero. Tak ada suara meong parau menjawab panggilanku.

Aku teruskan langkahku ke taman. Hari sudah semakin siang dan semakin panas. Aku tak akan kembali tanpa si Nero. Aku tak mau mengalami hari yang sama.

Aku terduduk lemas di bangku taman. Nero tak terlihat dimana-mana. Nero, Kamu dimanakah?

Keringatku mulai mengalir. Ekor Nero bersifat magis dan hanya terjadi hari ini. Kenapa bisa demikian?

---

Sebuah pencerahan seolah melintas di benakku. Aku berlari, kembali ke arah berlawanan. Ke sebuah tempat di ujung jalan. Ada penggalian di sana, proyek listrik ribuan watt.

Aku semakin kencang berlari. Aku cemas akan nasib kucingku.

Di lokasi penggalian itu aku mengedarkan pandanganku. Mencari-cari sosok berwarna kuning kecokelatan. Lalu aku melihat di dekat selokan pinggir jalan, kucingku itu nampak penasaran dengan kegiatan para pekerja.

Aku memanggil Nero. Sebelum ia kabur, aku menangkapnya. Aku kemudian berlari bak kesetanan dengan Nero meronta-ronta dalam dekapanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun