Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menengok Kekhasan Suatu Daerah Lewat Pasar Rakyat

27 Januari 2017   22:40 Diperbarui: 27 Januari 2017   22:56 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar tradisional berupa pasar terapung di Banjarmasin yang mulai sepi (Dokumentasi Pribadi)

Wah seru bukan keunggulan pasar-pasar rakyat di Jakarta, belum di daerah lain. Biasanya jika berkunjung ke suatu daerah saya suka mampir ke pasar, seperti Pasar Klewer Di Surakarta, Pasar Beringhajo di Yogyakarta, dan Pasar Cinde di  Palembang untuk membeli oleh-oleh atau jajanan khas daerah tersebut. Melihat pasar terapung di Banjarmasin juga merupakan keasyikan tersendiri. Berbelanja buah-buahan dengan pedagang yang menawarkan barangnya dari perahu, kemudian ditutup dengan menyantap Soto Banjar yang lezat di warung terapung.

Namun harus diakui keberadaan pasar rakyatl di Jakarta dan daerah lainnya tergerus oleh kehadiran pusat perbelanjaan modern. Pasar rakyatl terkesan kumuh, becek, kotor, dan semrawut. Memang belum semua pasar telah direvitalisasi oleh pemerintah, sehingga memang benar kenyataannya jika masih ditemui pasar rakyat yang kumuh dan semrawut. Dari sekitar 13 ribu pasar tradisional yang ada di Indonesia, baru sekian persen yang telah berbenah dan direvitalisasi. Terkadang revitalisasinya juga tidak tepat sehingga pedagang di lantai dua dan tiga merasa sepi pengunjung dan kembali menggelar lapak di trotoar.

Menurutku pasar bukan hanya tempat melakukan jual beli bagi warga menengah ke bawah ataupun kalangan tua yang berkunjung untuk romantika semata. Pasar juga memiliki sejarah dan membawa ciri khas dari suatu daerah juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat serta menjual produk lokal daerah tersebut.

Memang sedikit generasi muda yang gemar berbelanja ke pasar rakyat dengan alasan-alasan seperti kurang nyaman dan kurang menarik, tapi jika pasar direvitalisasi sehingga bersih dan memiliki manajemen yang baik, saya yakin pasar akan bisa menarik segmen anak muda dan bahkan bisa menjadi destinasi wisata. Di berbagai negara, pasar tradisional adalah salah satu destinasi yang ramai dikunjungi wisatawan. Sebut saja Pasar Tsukiji di Jepang yang merupakan pasar ikan terbesar di kawasan Asia, Pasar Chatuchak yang selalu masuk dalam program tur wisata di Bangkok dimana turis bisa puas berbelanja aneka suvenir, dan Grand Bazaar Istambul yang menjual beragam benda unik yang dibuat perajin lokal.

Tentang urgensi hari pasar rakyat nasional, saya bisa merasakan bagaimana dulu pasar ramai dan menjadi favorit tempat berbelanja kemudian mulai ditinggalkan. Namun untuk membujuk masyarakat, terutama generasi muda untuk mau dengan sukarela berkunjung ke pasar rakyat tentu perlu kerja sama yang baik dari para pedagangnya, manajemen pasar, pemerintah, dan lembaga lainnya. Tidak cukup sebuah gedung yang bersih untuk sebuah pasar jika sebagian pedagangnya tetap berlaku jorok. Saya melihat ada beberapa pasar yang sudah direvitalisasi dan hanya bersih pada awal-awalnya saja, setelah itu kembali kumuh.  

Seandainya hari pasar rakyat nasional tersebut benar-benar dicanangkan oleh pemerintah, maka bisa menjadi momentum untuk mengubah pandangan tentang pasar rakyatl yang dulunya hanya sebagai salah satu tempat jual beli menjadi ruang publik yang memiliki sejarah, ciri khas daerah, dan tulang punggung perekonomian daerah.

Saya merasa salut dengan komitmen dan konsistensi Yayasan Danamon Peduli yang dalam memberdayakan dan mempromosikan pasar rakyat. Dengan menggelontorkan ratusan juta pertahunnya selama sekitar satu dekade ini, Yayasan Danamon Peduli berupaya memperbaiki pasar rakyat agar menjadi Pasar Sejahtera, yakni pasar yang sehat, hijau, bersih, dan terawat. Agar pasar bersih maka sarana MCK dan sanitasinya diperbaiki, disediakan papan informasi, tempatnya bersih dan dicat menarik, serta pedagangnya dibina untuk berperilaku cinta kebersihan. Hingga saat ini pasar percontohan Pasar Sejahtera di antaranya Pasar Grogolan di Pekalongan, Pasar Baru di Probolinggo, Pasar Lambocca Bantaeng di Sulawesi Selatan  dan pasar Ibuh di Payakumbuh

Setelah pasar rakyat berubah menjadi Pasar Sejahtera tentu perlu promosi yang baik juga pengenalan pasar ke generasi muda dan anak-anak. Selain menggelar Festival Pasar Rakyat juga diadakan gelaran edukasi seperti Generasi Muda Goes to Pasar, dengan mengadakan aneka lomba untuk anak-anak dan pelajar sehingga mereka mengenal pasar dan kehidupan warna-warni di dalamnya.

Jika pasar rakyat eksis dan tumbuh, maka perekonomian daerah tersebut juga akan tumbuh. Para perajin, UMKM dan masyarakart daerah tersebut juga akan tumbuh dengan menjual produk dan hasil buminya di pasar.

Hemm jadi pengin ke pasar besok pagi nih, berbelanja aneka bumbu, sayuran, ikan asin dan membeli aneka bunga di pot.

Asyiknya belanja ikan di pasar tradisional, harganya lebih murah, lebih segar dan bisa dimintai tolong untuk membersihkan dan memotongnya (Dokumentasi Pribadi)
Asyiknya belanja ikan di pasar tradisional, harganya lebih murah, lebih segar dan bisa dimintai tolong untuk membersihkan dan memotongnya (Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun