Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menilik Sistem Pengolahan Air dengan Mikroorganisme Alami di IPA Palyja Cilandak

13 Desember 2016   19:46 Diperbarui: 13 Desember 2016   19:54 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer melihat-lihat proses pengolahan air di plant baru

Ada dua plant di IPA Palyja dan keduanya berfungsi dengan baik
Ada dua plant di IPA Palyja dan keduanya berfungsi dengan baik
Setelah proses dengan mikroorganisme alami maka dilakukan penambahan karbon aktif baru kemudian air baku memasuki proses pengolahan. Kompasianer diajak memasuki plant baru dan plant lama dimana prosesnya sebenarnya sama, dimana setelah pra sedimentasi dilakukan koagulasi yaitu pencampuran bahan kimia. Lalu berlanjut ke proses flokulasi dan sedimentasi, kemudian dilakukan proses penyaringan/filtrasi. Proses terakhir adalah post klorinasi atau desinfeksi dalam reservoir. Desinfeksi ini bermaksud untuk membunuh mikroba dan bakteri dari air bersih sebelum didistribusikan ke pelanggan. Ada dua reservoir pada IPA Cilandak untuk masing-masing keluaran plant, namun keduanya terkoneksi oleh pipa berdiameter 300 mm, sehingga olahan dari plant lama bercampur dengan plant baru. Hasil air olahan tersebut setiap jam dilakukan analisis dan dipastikan memenuhi standar Permenkes RI No 416/Menkes/Per/IX tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

Pengolahan air di plant lama
Pengolahan air di plant lama
Potensi Banjir di IPA Cilandak

Sebelum kompasianer diajak berkeliling, seperti biasa dilakukan safety briefing .Menurut cerita plant otoritas, Pak Alfi Sugianto, memang ada empat potensi darurat yang dihadapi IPA Cilandak dimana biasanya rata-rata IPA hanya memiliki tiga potensi. Tiga potensi kondisi darurat itu adalah potensi kebakaran, potensi kebocoran gas klorin, dan potensi gempa.Nah, khusus di IPA Cilandak ada potensi yang cukup berbahaya bagi karyawan karena kontur tanah yang relatif menurun dibandingkan jalan Simatupang dan juga lokasi sungai Krukut yang berada di belakang kompleks. Ya, potensi tersebut adalah banjir.

Banjir ini telah beberapa kali mengancam proses produksi. Ini bisa dilihat dari catatan yang digoreskan pada level meter banjir yang dipasang di berbagai bangunan sebagai penanda. Saat banjir maka listrik dipadamkan sehingga proses produksi terpaksa dihentikan. Yang terparah yaitu saat Kali Krukut meluap dan salah satu tanggulnya jebol pada bulan Agustus 2016. Air menggenangi kompleks IPA Cilandak setinggi 4,2 meter, dimana telah melampaui siaga 1 (3,7 meter). Oh iya titik nol sendiri merupakan dasar sungai, bukan permukaan jalan. Selama tiga hari proses produksi pun dihentikan dan pasokan air ke beberapa daerah sempat terhenti.

Catatan banjir, Agustus lalu mencapai 4,2 meter
Catatan banjir, Agustus lalu mencapai 4,2 meter
Kejadian banjir ini semakin sering terjadi dan makin hebat karena makin berubahnya fungsi lahan di kawasan Jakarta Selatan. Yang dulunya masih banyak daerah hijau dan kawasan resapan air kini berubah fungsi menjadi perkantoran dan apartemen yang semakin padat. Sayangnya kebiasaan warga membuang sampah masih terjadi sehingga ketika banjir maka luapan air juga mengangkut beragam sampah.

Oleb karena keempat potensi itu bisa saja terjadi, maka karyawan dan para tamu benar-benar diminta memperhatikan baik-baik jika ada sirine dan tata cara evakuasi. Setiap ada kunjungan selalu ada briefing tentang keselamatan terlebih dahulu.

Safety Briefing dulu dari Pak Alfi Sugianto
Safety Briefing dulu dari Pak Alfi Sugianto
Bersama-sama Menjaga Pasokan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup sehingga kewajiban menjaga ketersediaan air bersih bukan hanya dari operator pengolahan dan distribusi air minum, namun dilakukan bersama-sama. Ada banyak cara untuk berhemat air bersih dan juga menjaga agar air sungai tidak semakin tinggi kadar polutannya. Di antaranya dengan membuat biopori, ikut terlibat aktif dalam gerakan penghijauan, dan menghentikan kebiasaan membuang sampah di sungai.

Sampah yang ikut masuk saat banjir
Sampah yang ikut masuk saat banjir
Palyja juga memiliki program CSR dengan mengajak masyarakat ikut pelatihan sehari cara mengurangi sampah rumah tangga, merawat sungai seperti bersih-bersih sungai Ciliwung juga pemberdayaan masyarakat sekitar sungai seperti penebaran benih ikan.

Jika kebiasaan baik menjaga kelestarian air bersih tidak dimulai sejak sekarang, bagaimana pasokan air bersih di Jakarta lima tahun mendatang?

*nb: gambar dari dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun